Warta

Pusat Ilmu Pengetahuan Bergeser ke Asia

NU Online  ·  Kamis, 27 Januari 2011 | 04:35 WIB

Yogyakarta, NU Online
Pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia pada abad ke-21 ini telah bergeser ke Benua Asia. Pada abad ke-19, pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan berada di Eropa, kemudian berpindah ke Amerika Serikat terutama Amerika Utara pada abad ke-20. Demikian disampaikan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Sudjarwadi.

"Di Asia, ada lima bangsa yang diharapkan menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia, yaitu China, India, Korea, Jepang dan Indonesia," katanya pada wisuda Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta, Rabu (26/1).<>

Menurutnya, kekayaan sumber daya alam yang melimpah merupakan potensi yang cukup luar bisa untuk dimanfaatkan para intelektual lulusan perguruan tinggi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia.

Ia mengatakan, sumber kekayaan Indonesia sungguh luar biasa, jika masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berilmu pengetahuan, maka negara ini akan berada di lapis teratas persaingan global.

Namun untuk menciptakan masyarakat berpengetahuan tidak mudah karena sedikitnya kelompok masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi.

Ia mengatakan, saat ini baru 18 persen usia kelompok masyarakat yang seyogianya duduk di perguruan tinggi.

"Jumlah itu terlalu kecil dibanding jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta jiwa. Di negara yang sudah maju, masyarakat yang dapat menikmati pendidikan tinggi umumnya mencapai 50 persen," katanya. (ant/nam)