Warta

Puluhan Tewas Dalam Ledakan di Pakistan

NU Online  ·  Ahad, 3 Agustus 2003 | 14:51 WIB

Jakarta, NU.Online
Sedikitnya 52 orang tewas, dan 150 cedera dalam ledakan beruntun di Pakistan utara, kata para pejabat. Ledakan itu diyakini disebabkan oleh bahan peledak, yang dipergunakan untuk membangun jalan. Bahan peledak tersebut disimpan di rumah salah seorang kontraktor lokal.

Ledakan-ledakan itu terjadi di sebuah desa terpencil di distrik Diamir, sekitar 200 kilometer dari kota kecil Gilgit, yang berada sekitar 240 km utara ibukota, Islamabad. BBC melaporkan, hampir seluruh isi desa hancur dalam ledakan beruntun itu. Sejumlah orang dilaporkan masih hilang, dan para pejabat memperingatkan jumlah korban tewas mungkin bertambah. Banyak jasad yang telah ditemukan dari reruntuhan bangunan di desa itu adalah wanita dan anak-anak. Perdana Menteri Pakistan Zafarullah Jamali memerintahkan penyelidikan tingkat tinggi untuk memastikan penyebab insiden itu.

<>

Dinamit

Warga di lokasi kejadian bergegas memadamkan api, yang berkobar, tanpa menyadari bahwa bahan peledak tersimpan di bangunan tersebut, kata polisi kepada kantor berita Prancis, AFP.  Sementara warga menangani kobaran api, bahan peledak itu tersulut api, dan meledak.  Para saksi mata mengatakan, ledakan itu dipicu oleh serangkaian ledakan kecil. Ratusan batangan dinamit menghantam di rumah-rumah sekitarnya, seperti peluru yang berdesingan. Warga desa Abdul Wahab Khan mengatakan: "Saya terbangun oleh ledakan. Saya bergegas keluar rumah, dan melihat mayat orang berterbangan di udara." Saksi mata lain, Habib-ur-Rehman mengatakan: "Seluruh desa berduka cita. Kami hancur," kata dia, sambil memukuli dadanya.

Kabel cacat

Polisi yakin, kebakaran dan ledakan yang terjadi kemudian semata-mata kecelakaan Para pejabat kementerian dalam negeri mengatakan kepada AFP, bahwa kebakaran itu diakibatkan kabel listrik yang cacat, dan menambahkan, rumah itu terbuat dari kayu, dan karenanya mudah terbakar.

Kantor berita BBC menambahkan, kebanyakan perusahaan swasta dan pemerintah yang menangani bahan peledak di Pakistan jarang mengikuti standard keamanan internasional. Akibatnya, telah terjadi sejumlah kecelakaan serius di masa lalu. Namun, insiden terbaru ini tercatat yang paling serius sejak 1988, saat ledakan beruntun terjadi di sebuah tempat penampungan amunisi rahasia di Rawalpindi, dan menewaskan lebih dari 150 orang.(BBC/AFP/Cih)