Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU), KH. Ahmad Nuril Huda mengingatkan kaum muslim agar jangan melakukan sesuatu yang kontraproduktif dengan makna kehadiran bulan Ramadhan.
Dalam ceramah agamanya seusai shalat tarawih berjamaah, Ahad (16/10) di musholla An-Nahdliyyah gedung PBNU itu, dirinya mengutip hadits Nabi Muhammad SAW mengenai Ramadhan yang terbagi tiga dimensi atau ruang waktu.
<>Dihadapan jama'aah yang sebagian anak jalanan dan faqir miskin itu Nuril menjelaskan mengenai dimensi yang tersurat maupun tersirat dari hadits Rasulullah SAW tersebut yaitu 10 hari pertama merupakan rahmah, 10 hari kedua adalah maghfirah atau keampunan dari Allah SWT, dan hari-hari terakhir berikutnya pembebasan dari neraka.
Namun dalam menyambut dan memaknai tiga dimensi bulan suci Ramadhan tersebut hendaknya disertai dengan memperbanyak amal ibadah lain, disamping melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan Allah SWT. Pasalnya pada bulan yang penuh rahmah dan barakat, serta maghfirah tersebut ganjaran pahala dari segala alam ibadah akan digandakan Allah SWT, asalkan dilakukan dengan ikhlas atau karena Allah semata.
Sebagai contoh, mengerjakan sesuatu yang sunat di bulan Ramadhan ganjaran pahalanya sama dengan melakukan yang wajib. Melaksanakan yang wajib satu kali pada Ramadhan ganjaran pahalanya 70 kali dari luar bulan puasa tersebut. Contoh lain, melakukan shalat Isya berjema’ah di bulan Ramadhan nilainya sama dengan mengerjakan shalat setengah malam, dan melaksanakan shalat Subuh berjema’ah nilainya sama dengan melakukan shalat semalam suntuk.
Oleh sebab itu pula, dalam menyambut serta memaknai Ramadhan hendaknya kaum muslim jangan sekali-kali melakukan perbuatan dosa, walau sekecil apapun pada bulan puasa. Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk mendapat perhatian, lanjutnya, ialah segala amal ibadah Ramadhan hendaknya terus membekas, bahkan jika bisa lebih ditingkatkan lagi. "Jangan cuma saat Ramadhan memperbanyak amal ibadah, tetapi juga pada hari-hari lain pun," papar Nuril.
Pada bagian lain, mantan anggota DPR-RI FKB ini menyitir perlunya menanamkan kesadaran sosial yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan untuk menjaga tatanan alam semesta. Alam, menurutnya banyak memberi hikmah untuk memelihara kehidupan kita. "Alam memberi banyak hikmah dan pelajaran kepada kita untuk tidak serakah, memberikan harmoni kehidupan. Kalau di bulan ramadhan ini kesadaran itu dilatih kelak manusia memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesamanya, seperti alam yang tidak rakus," tandas alumnus pesantren Langitan Tuban ini. (cih)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua