Jakarta, NU ONLINE
Zaini Rahman, pria kelahiran Sumenep, 2 Mei 1972 mengajukan diri menjadi ketua umum PMII dengan alasan karena dorongan dari beberapa cabang yang menganggap dia mampu untuk membawa PMII melangkah ke depan dengan langkah pasti. Dia berkeinginan agar para kader PMII dapat memasuki tiga bidang dengan persiapan yang matang. Bidang itu meliputi bidang sosial, budaya dan politik. Dalam bidang sosial, anggota PMII secara historis dan kultural memiliki kewajiban untuk memperjuangkan dan memberdayakan rakyat, sehingga dengan rakyat yang terberdaya, mereka mampu meningkatkan bargaining position dengan puhak lainnya.
Pria yang lulus dari fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Jogja tahun 1996 dan lulus filsafat di STF Driyakarya tahun 1999 memiliki pandangan bahwa PMII harus turut berperan dalam penciptaan karakter bangsa. PMII harus memiliki kemampuan untuk menentukan arus dalam konstelasi arus kebudayaan, seperti arus opini yang mempengaruhi pemikiran.
<>Lulusan pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tahun 2001 dan pernah mengikuti program studi politik dan pemerintahan di Amerika pada tahun 2000 dan program perbandingan politik dan analisis kebijakan di Australia pada tahun 2001 berkeinginan untuk mengembangkan suatu ruang politik yang bersifat strategis, tidak hanya bersifat praktis. Ia memandang bahwa PMII selama ini selalu tertinggal dan gagap dalam menangkap suatu momentum.
Hal lain yang perlu dibenahi adalah “Keinginan untuk memberikan bekal pada para anggota PMII hal-hal yang bersifat konseptual dan mendasar, karena jika permasalahan konseptual tidak dipahami, mereka akan berombang-ambing dalam berbagai isu yang bersifat parsial” ujar calon yang saat ini menjadi manajer program Islam dan demokrasi di Institute for Social Institutions Studies (ISIS) Jakarta, serta menjadi dosen dan fasilitator dalam berbagai pelatihan.
Pengalaman organisasinya yang segudang memberinya keyakinan dapat mengelola PMII dengan baik. Dimulai dari Ketua Rayon PMII fak Syariah (1992), ketua Sema (1994), sampai pengurus litbang (1994) di kampusnya yang kemudian menjadi ketua cabang PMII Jogja (1995) dan anggota formatur PB PMII hasil kongres Medan berkeinginan menciptakan kader-kader yang bisa berkecimpung dalam banyak hal, seperti politik, intelektual, organisasi atau professional.
Ia berkeinginan agar PMII dapat mengawal tradisi yang menjadi dasar PMII dan mengembangkannya sesuai dengan konstelasi zaman. Hasil karya intelektual yang mencerminkan pandangan-pandangannya ke depan ditulis dalam buku “Post-Tradisionalist Islam” dan dalam buku yang saat ini masih dalam penyelesaian “Paradigma Islam ke-Indonesiaan”. Selain itu ia juga menjadi kontributor buku “Fiqh Perburuan” disamping aktivitasnya memimpin redaksi jurnal “Postra” dan penulisan-penulisan dalam berbagai koran, majalah, dan jurnal ilmiah. (Mkf)
Silahkan beri komentar anda untuk kandidat ini.
Terpopuler
1
Kronologi Kecelakaan Maut Kereta Api Vs Kijang Rombongan Keluarga Pesantren Sidogiri
2
Cek Live Streaming Indonesia U-23 Vs Guinea U-23, Rebutkan Tiket Terakhir Olimpiade 2024
3
Cara Nonton Pertandingan Timnas Indonesia Vs Guinea Gratis di FIFA+
4
Lembaga Falakiyah PBNU Instruksikan Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1445 H Sore Ini
5
Hukum Membulatkan Harga dalam Transaksi COD
6
Playoff Olimpiade Paris 2024, Pengamat Nilai Guinea Lebih Unggul dari Indonesia
Terkini
Lihat Semua