Warta

PPSM Berikan Santunan kepada Kaum Dhuafa Pedesaan

NU Online  ·  Sabtu, 27 Agustus 2011 | 03:19 WIB

Bogor, NU Online
Pusat Pemberdayaan Santri dan Masyarakat (PPSM) memanfaatkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa pedesaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Santunan dhuafa kami gagas daerah pedesaan, karena sebagian besar kemiskinan tumbuh subur di desa,” kata Wakil Direktur PPSM, Basri.
<>
Dia menambahkan, “Kami sengaja menyelenggarakan santunan di pedesaan, karena kemiskinan tumbuh subur di desa. Sebagian besar orang miskin berprofesi sebagai petani atau nelayan."

Oleh karena itu, lanjut Basri yang juga mahasisa S2 Ilmu Bilogi Pascasarjana IPB, pada Jumat, PPSM memberikan santunan kepada warga Kampung Sawah RT 01/06, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Santunan yang dipusatkan di Majelis Ta'lim Abu Al Choer tersebut melibatkan 60 anak yatim dan kaum dhuafa yang berasal dari desa setempat.

"Kegiatan santunan maupun pengentasan kemiskinan perlu diarahkan ke pedesaan, karena sebagian besar warga miskin tinggal di desa," papar mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Malang.

Sekretaris PPSM, Ilham mengemukakan, santunan tersbut sebagai upaya kecil dalam membantu meringankan beban yang dihadapi kaum dhuafa. Apalagi sebagian besar penduduk desa kami berekonomi lemah dengan pencaharian utama sebagai petani gurem dan buruh.

Menurut Ilham, santunan tersebut bersumber dari infaq yang berasal dari sejumlah donatur perorangan. “Santunan ini merupakan kegiatan debut kami sebagai organisasi sosial,” papar Ilham yang juga mahasiswa S2 Ilmu Ekonomi Pascasarjana IPB.

Dikatakannya, PPSM merupakan lembaga yang didirikan komunitas alumni dan mahasiswa asal pesantren yang kuliah di Pascasarjana IPB pada 18 Agustus silam di kampus IPB Darmaga, yang bergerak di bidang pemberdayaan pesantren, pendidikan, pertanian, pedesaan dan lingkungan serta UKM.

Sementara itu Hj Jami, salah seorang donatur santunan menambahkan, kegiatan tersebut sebagai wujud syukur sekaligus berbagi ceria dengan kaum dhuafa. “Kaum dhuafa memiliki hak untuk mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Hal senada diutarakan Rina Tungkabi. Santunan tersebut tak lain sebagai upaya melaksanakan anjuran agama agar selalu memperhatikan nasib mereka yang kurang beruntung. “Salah satu spirit terkandung dari perintah puasa adalah agar kita peduli nasib kaum dhuafa sesuai kapasitas dan kemampuan,” ungkapnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir