Jombang, NU Online
Pola sistem manajerial Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) yang telah direncanakan sepertinya masih perlu dilakukan banyak perbaikan. Hal ini terungkap dalam hasil workshop pedoman pengelolaan RSNU pada hari Sabtu (30/1) di rumah makan Zamzam wilayah kecamatan Diwek Jombang.
“Membangun rumah sakit yang baik dan layak mau tidak mau membutuhkan biaya yang besar dan itu bisa didapat salah satunya dengan cara berhutang, namun untuk menuju ke arah itu memerlukan penerapan manajemen pengelolaan yang jelas dulu,” ujar dr. Effendy yang menjadi salah satu pembicara.<>
Dalam pertemuan tersebut terungkap berbagai hal yang perlu mendapat kajian lebih serius sebelum memulai pengelolaan sebuah rumah sakit, diantaranya mengenai persoalan keunggulan (spesialisasi) yang hendak diambil sebagai keunggulan yang hendak ditawarkan, persoalan hak dan wewenang antara NU sebagai pemilik dengan pihak pengelola rumah sakit yang belum jelas serta masalah pengembangan ke depan.
Sementara itu Halim Iskandar, ketua DPRD Jawa Timur yang siang itu juga turut menjadi pembicara lebih menyoroti permasalahan dilema pencairan dana 10 Miliar dari pemerintah provinsi.
Ia beranggapan pihaknya saat ini agak kesulitan untuk membantu percepatan pencairan dana pembangunan rumah sakit karena sedang fokus menyoroti pencairan dana bermasalah untuk organisasi lain. Disamping itu dirinya juga mengingatkan supaya manajemen rumah sakit nantinya bisa dijalankan secara akuntabel.
“Pengelolaannya nanti harus benar-benar semuanya bisa terhitung dan masyarakat juga bisa mengetahui laporannya,” ucap Halim.
Banyak hal yang dipaparkan dalam workshop tersebut terkait kisi-kisi pengelolaan rumah sakit termasuk menyangkut pelayanan yang memungkinkan untuk meraup keuntungan dalam rangka mendukung kelancaran berjalannya rumah sakit yang membutuhkan biaya sangat besar. Untuk itu pengelolaannya harus diserahkan pada ahli yang sudah profesional dalam bidang manajemen rumah sakit.
Acara tersebut diakhiri dengan menyepakati beberapa keputusan antara lain mengagendakan studi ke beberapa rumah sakit serupa di beberapa daerah, kemudian juga pembahasan tentang pola sistem manajemen rumah sakit akan digodok secara lebih mendalam lagi. (mtb)
Pola sistem manajerial Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) yang telah direncanakan sepertinya masih perlu dilakukan banyak perbaikan. Hal ini terungkap dalam hasil workshop pedoman pengelolaan RSNU pada hari Sabtu (30/1) di rumah makan Zamzam wilayah kecamatan Diwek Jombang.
“Membangun rumah sakit yang baik dan layak mau tidak mau membutuhkan biaya yang besar dan itu bisa didapat salah satunya dengan cara berhutang, namun untuk menuju ke arah itu memerlukan penerapan manajemen pengelolaan yang jelas dulu,” ujar dr. Effendy yang menjadi salah satu pembicara.<>
Dalam pertemuan tersebut terungkap berbagai hal yang perlu mendapat kajian lebih serius sebelum memulai pengelolaan sebuah rumah sakit, diantaranya mengenai persoalan keunggulan (spesialisasi) yang hendak diambil sebagai keunggulan yang hendak ditawarkan, persoalan hak dan wewenang antara NU sebagai pemilik dengan pihak pengelola rumah sakit yang belum jelas serta masalah pengembangan ke depan.
Sementara itu Halim Iskandar, ketua DPRD Jawa Timur yang siang itu juga turut menjadi pembicara lebih menyoroti permasalahan dilema pencairan dana 10 Miliar dari pemerintah provinsi.
Ia beranggapan pihaknya saat ini agak kesulitan untuk membantu percepatan pencairan dana pembangunan rumah sakit karena sedang fokus menyoroti pencairan dana bermasalah untuk organisasi lain. Disamping itu dirinya juga mengingatkan supaya manajemen rumah sakit nantinya bisa dijalankan secara akuntabel.
“Pengelolaannya nanti harus benar-benar semuanya bisa terhitung dan masyarakat juga bisa mengetahui laporannya,” ucap Halim.
Banyak hal yang dipaparkan dalam workshop tersebut terkait kisi-kisi pengelolaan rumah sakit termasuk menyangkut pelayanan yang memungkinkan untuk meraup keuntungan dalam rangka mendukung kelancaran berjalannya rumah sakit yang membutuhkan biaya sangat besar. Untuk itu pengelolaannya harus diserahkan pada ahli yang sudah profesional dalam bidang manajemen rumah sakit.
Acara tersebut diakhiri dengan menyepakati beberapa keputusan antara lain mengagendakan studi ke beberapa rumah sakit serupa di beberapa daerah, kemudian juga pembahasan tentang pola sistem manajemen rumah sakit akan digodok secara lebih mendalam lagi. (mtb)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua
