Jakarta, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyerukan adanya perumusan ajaran Islam yang kontekstual dengan keadaan di Indonesia. Hal itu karena dilatarbelakangi maraknya gerakan-gerakan Islam radikal yang tidak berakar pada kultur Indonesia.
"Kami ingin bentuk Komisi Islam Indonesia dengan mengundang berbagai elemen Islam untuk merumuskan kembali identitas keislaman," ujar Ketua Umum PB PMII Hery Haryanto Azumi kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/4) lalu.
<>Hery menjelaskan, saat ini gerakan-gerakan Islam di Indonesia lebih cenderung mengembangkan ajaran Islam Timur Tengah yang sangat formalistik. Model Islam seperti itu dinilainya justru mengaburkan ajaran-ajaran yang lebih substansial.
Selain itu, Hery juga mendesak segera dilakukannya rekonsiliasi untuk menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi antara umat beragama. Selama ini, penyelesaian konflik lebih mengedepankan pendekatan hukum yang kaku dan cenderung rumit.
"Pendekatan rekonsiliasi ini adalah upaya lain selain pendekatan hukum. Rekonsiliasi ini terkait persoalan-persoalan konflik yang selama ini terjadi," terangnya.
Pernyataan PMII ini sebelumnya juga telah disampaikan secara langsung kepada Ketua DPR Agung Laksono. Selain persoalan tersebut di atas, PMII juga menyampaikan beberapa pernyataan sikapnya dalam persoalan eksekusi mati Tibo Cs serta RUU Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP).
"Untuk kasus Tibo cs, kami menginginkan adanya pendalaman terhadap masalah Tibo ini. Kami bukan meminta pencabutan hukuman mati, namun kami menginginkan adanya penundaan agar kasus ini lebih terungkap secara komprehensif dan tidak parsial. Hal ini tidak bertentangan dengan asas kepastian hukum," jelasnya. (dtc/rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua