PKB Terancam Jadi Partai Kerdil Jika Tak Segera Akhiri Konflik
NU Online · Kamis, 21 April 2005 | 01:27 WIB
Jakarta, NU Online
Mantan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Khofifah Indar Parawansa menyatakan, PKB terancam menjadi partai kerdil jika tidak segera menuntaskan konflik internal yang membelit partai itu menjelang dan sesudah muktamar kedua di Semarang yang berakhir Selasa (19/4) dini hari.
"Kalau konflik ini tidak segera tuntas maka PKB bisa semakin kerdil. Konflik kali ini jauh lebih berat dibanding masa Pak Mathori dulu karena kini melibatkan para kiai sepuh. Padahal kiai adalah perekat umat sekaligus ’vote gather’ bagi PKB," kata Khofifah ketika dihubungi di Jakarta, Rabu malam.
<>Terkait pelaksanaan muktamar PKB, sejumlah kiai berpengaruh yang tergabung dalam Forum Kiai Langitan --yang selama ini menjadi tempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memperoleh legitimasi atas tindakannya-- justru berseberangan posisi dengan ketua umum dewan syuro PKB itu.
Menurut Khofifah, sikap berseberangan yang diambil para kiai itu cukup mengejutkan mengingat selama ini mereka cenderung memberikan pemakluman terhadap apapun yang dilakukan Gus Dur, cucu pendiri NU KH Hayim Asyari, yang selama ini mereka cintai dan hormati.
"Sekarang kiai bersikap untuk melakukan sesuatu. Sikap kiai yang makin eksplisit ini aktualisasi ekspresi yang mungkin dulu dipendam dan kini mereka tidak bisa lagi memberi toleransi," katanya.
Kondisi itu, kata Khofifah, sangat mengkhawatirkan mengingat kebanyakan para ketua cabang dan wilayah PKB memiliki ketergantungan pada para kiai yang merupakan pemilik massa sesungguhnya di lapangan karena para kiai inilah yang rajin menyapa umat melalui forum pengajian serta menjadi tempat masyarakat mencari solusi.
"Kalau kiai mulai mengambil jarak dengan PKB maka, dalam bahasa agamanya, tunggu saja hancur. Klaim PKB sebagai partai ulama perlu kita lihat lagi," kata Khofifah yang mengaku prihatin dengan partai tempatnya bernaung itu.
Oleh karena itu, kata Khofifah, penuntasan konflik sesegera mungkin sangat mendesak dilakukan melalui proses negosiasi ulang antara pihak Gus Dur dengan para kiai.
Kedua pihak yang saling berseberangan itu, katanya, harus bertemu langsung untuk mengklarifikasi tindakan dan langkah yang telah diambil masing-masing mengingat selama ini informasi yang sampai ke Gus Dur seringkali didistorsi oleh orang-orang yang mengelilinginya.
Persoalannya, kata Khofifah, siapa yang akan bertindak sebagai penengah dalam pertemuan itu mengingat yang berseberangan adalah kiai sekaliber KH Abdullah Faqih (tokoh Kiai Langitan) dan Gus Dur.
Ditanya apakah mungkin persoalan itu dikembalikan pada NU, organisasi yang membidani kelahiran PKB, atau menjadikan PBNU sebagai penengah, Khofifah menyatakan Rais Aam (pemimpin tertinggi) PBNU KH Sahal Mahfudz tentu tidak akan bersedia ikut campur.
"Kiai Sahal pasti tidak akan mau ikut campur, netralitas beliau itu luar biasa," kata Khofifah. Kiai Sahal ketika muktamar NU akhir tahun lalu menegaskan perlunya NU sebagai organisasi yang berkhitmad pada umat melepaskan diri dari politik praktis dan "menyapih" PKB.
Menurut Khofifah, konflik internal yang melanda PKB, juga partai-partai lainnya, sangat tidak menguntungkan perpolitikan secara nasional.
Kongres partai yang selalu melahirkan kelompok sempalan, baik yang namanya tandingan atau pembaruan, akan menimbulkan implikasi sangat buruk pada tingkat kepercayaan masyarakat pada partai politik.
"Partai akan dinilai tak mampu menjadi alternatif penyelesaian masalah, bahkan menjadi sumber masalah karena dalam kondisi yang sulit rakyat justru disuguhi perebutan kekuasaan, bukan pembelaan terhadap nasib mereka," katanya.(ant/mkf)
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
5
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
6
Khutbah Jumat: Meraih Fokus Hidup Melalui Shalat yang Khusyuk
Terkini
Lihat Semua