Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menjalin harmonisasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Langkah ini di lakukan sebagai upaya merajut kembali komunikasi yang sudah lama vakum. Sehingga perlu dieratkan kembali agar simpul-simpul jalinan silaturahmi kembali merekat erat.
Penguatan jalinan harmonisasi diputuskan dalam rapat koordinasi antara pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Brebes bersama anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) di Kantor DPC Jalan Taman Siswa Brebes Rabu (9/2).<>
Diakui oleh Ketua DPC PKB H Asmawi Isa SH usai menggelar hubungan PKB dan NU secara struktural agak vakum. Kalau ditingkatan akar bawah masih terjalin erat, cuma secara formal jarang sekali mengadakan pertemuan.
“NU sebagai bidan yang melahirkan PKB, tidak bisa kita lupakan sejarahnya,” ujarnya.
Untuk itu, kata Kang Mawi, demikian panggilan akrabnya, perlu dijalin terus harmonisasinya. Jangan sampai terjadi keliru langkah sehingga terjadi salah paham. Langkah harmonisasi ini, lanjutnya, tidak hanya dengan NU semata tetapi juga dengan badan otonom NU di semua tingkatan.
Mawi melihati, bila tidak dijalin harmonisasi dikhawatirkan kepentingan- kepentingan politik NU tidak terakomodir. “Kami menyadari kalau kepentingan politik NU tidak terakomodir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
Untuk mewujudkan langkah harmonisasi, DPC PKB akan mengadakan audiensi dengan Pengurus Cabang (PC) NU dan badan otonomnya yang direncanakan pada 25 Februari mendatang di Gedung NU.
Terpisah, menanggapi niatan DPC PKB tersebut, Ketua PCNU Brebes H Athoillah MSi menyambut baik. Asalkan tidak menggiring NU ke ranah politik praktis. Pasalnya, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU (AD/ART NU), NU tidak berpolitik praktis. “Politik NU adalah politik kebangsaan,” terangya.
Athoillah juga tidak menolak ajakan bersilaturahmi yang sinerji. Sebab dengan silaturrahmi antara lain akan diberi jalan dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rejekinya. “Sepanjang langkah harmonisasi PKB-NU membawa barokah, sah-sah saja,” tandasnya. (was)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
6
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
Terkini
Lihat Semua