Pesantren Darul Muttaqien Tumbuhkan Kecintaan Lingkungan Melalui Jelajah Alam
NU Online · Rabu, 16 September 2009 | 01:32 WIB
Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor, Jawa Barat, menggagas program yang berorientasi pada penanaman semangat mencintai lingkungan, yakni dengan menggelar kegiatan jelajah alam.
Pengasuh Pesantren Darul Muttaqien KH Mad Rodja Suakarta keapad NU Online, Selasa (15/9) mengatakan, hegiatan jelajah alam bebas merupakan tradisi positif yang edukatif, karena hal tersebut dapat memicu kepedulian peserta didik terhadap lingkungan. Peserta didik akan merasa memiliki lingkungan, sehingga timbul semangat untuk mempertahankannya dari ancaman kerusakan.<>
Menurut kiai kelahiran Sukabumi tersebut, lembaga pendidikan termasuk pesantren di dalamnya, merupakan tempat yang paling ideal dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang anak. Karena itu, sejak seorang anak masih berstatus sebagai pelajar atau santri perlu diajarkan tata cara mencintai lingkungan. caranya dengan membawa mereka belajar secara langsung dari alam terbuka.
Karena itu, melalui lembaga pendidikan yang dikelolanya, ia mengajarkan para santrinya untuk membudayakan konservasi lingkungan. Sebanyak 1.300 santri yang belajar di pesantren yang berlokasi di Desa Jabonmekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, selalu diajarkan semangat mencintai lingkungan.
"Saat ini kita tengah menghadapi ancaman kepunahan lingkungan, karena penebangan terjadi dimana-mana dan tak pernah berhenti, sedangkan yang menggerakkan penanaman tidak banyak," papar mantan aktivis PMII ini.
Karena itu, salah satu Pesantren unggulan terbaik di Jawa Barat ini memanfaatkan waktu berlibur sebagai wahana dalam menanamkan kecintaan lingkungan pada santri. Terutama santri kelas "niha'i" yaitu santri kelas 6 program Tarbiyyatul Mu'allimin (TMI) atau kelas 3 madrasah aliah (MA) yang berasrama, tidak diperbolehkan pulang pada saat Idul Fitri, karena harus mengikuti program "Jelajah Alam" yang digagas pihak Pesantren.
Program Jelajah Alam tersebut dipusatkan di kawasan hutan belantara Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Program ini diikuti sebanyak 35 santri, dengan komposisi santri putri sebanyak 10 orang dan santri putra 25 orang.
Di wilayah ini Pesantren Darul Muttaqien sedang membangun cabang yaitu Pesantren An-Nahl, sehingga para peserta program Jelajah Alam tidak mengalami kesulitan penginapan.
Para peserta Jelajah Alam Pesantren Darul Muttaqien berada di Cikeusik selama dua minggu, yakni mulai 6 hingga 21 September, dengan melaksanakan salat dan perayaan Idul Fitri di lokasi.
Program Jelajah Alam merupakan gagasan baru yang coba dikembangkan Pesantren Darul Muttaqien dalam membina santri kelas 6 program TMI yang sesaat lagi akan menamatkan studi. Pada program ini, peserta Jelajah Alam tidak hanya diajarkan semangat mencintai lingkungan saja, namun juga dibina mengengenai tata cara bermasyarakat yang baik, membangun kemandirian hingga mengembangkan bakat kepemimpinan.
Selama dua minggu berada di Cikeusik, lanjut Rodja, peserta program ini diajarkan untuk hidup secara langsung di tengah alam terbuka dan masyarakat luas (real life). Hal ini sekaligus juga sebagai bekal guna terjun ke masyarakat sesuai tamat studi.
Aktivitas lain yang dilakukan para peserta Jelajah Alam yaitu melaksanakan bakti sosial berupa penyerahan santunan kepada kaum dhuafa (masyarakat berekonomi lemah) sekitar Pesantren An-Nahl. Mereka menyerahkan bantuan senilai Rp 17 juta serta pakaian layak pakai yang dikumpulkan dari santri.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan cara mengirimkan muballig ke pelosok-pelosok Cikeusik sebagai arena praktik dakwah santri secara langsung. Juga dengan cara berinteraksi serta hidup secara langsung dengan masyarakat, guna mempelajari sosiologi serta menelaah berbagai persoalan yang mereka hadapi.
"Dalam melakukan dakwah, sebaiknya memahami konteks sosial audien yang dituju, agar pesan yang disampaikan efektif. Karenanya memahami sosiologi masyarakat perlu sebagai bagian dari proses dakwah." (hir)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua