Warta

Pesantren Artefak Peradaban dan Simbol Perubahan Umat Islam

NU Online  ·  Selasa, 11 Agustus 2009 | 08:04 WIB

Bogor, NU Online
Direktur Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren Departemen Agama Khairul Fuad Yusuf MA mengemukakan, pesantren perlu terus meningkatkan diri dengan mengembangan aktivitas lain yang berhubungan langsung dengan kebutuhan umat.

"Anggapan sebagai sekedar tempat mengaji kurang tepat. Kalaupun ada sebagai pesantren yang hanya mengajarkan pengajian hal itu tidak menjadi gambaran umum pesantren serta tidak mencerminkan sejarah panjang kelahiran pesantren di penjuru Nusantara," katanya di Bogor, Senin (10/8).<>

"Pesantren bukan hanya sebagai tempat mengaji. Namun lebih dari itu pesantren sebagai artefak peradaban dan simbol perubahan umat Islam Indonesia. Pesantren sangat menentukan corak dan warna karakter masyarakat," tuturnya.

Berdasarkan pengamatan para pakar, sejarah kelahiran pesantren banyak dipengaruhi oleh semangat kemandirian masyarakat. Pesantren berperan sebagai pelopor perubahan dan menjadi basis utama masyarakat dalam menghadapi berbagai fase krusial perubahan.

Karena itu dalam sejarah, yang menjadi "garapan" pesantren tidak hanya pendidikan semata dengan mengajarkan ngaji, namun juga menggarap sektor-sektor lain yang berhubungan dengan kebutuhan ril umat. Antara lain pertanian, perekonomian, kesehatan hingga kebudayaan.

"Idealnya pesantren juga tampil sebagai lembaga penggerak perekonomian umat. Peran ini telah dilakukan oleh para ulama terdahulu yang berjasa dalam mengembangkan pesantren. Sehingga pada zamannya pesantren betul-betul menjadi tauladan srkaligus inspirasi dalam perjuangan umat," imbuhnya.

Guna meningkatkan peran sosial pesantren dia menyarankan agar komunitas pesantren terus belajar meningkatkan kualitas pengabdiannya di tengah umat. Cara yang dilakukan bisa berupa mengirimkan santri terbaiknya ke perguruan tinggi terbaik agar bisa menyangkokkan tradisi kampus dengan tradisi pesantren maupun dengan melibatkan para pakar di bidangnya dalam mengembangkan berbagai program yang digagas.

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut dia, Depag bekerjasama dengan PTN-PTN terbaik di Indonesia melalui program beasiswa santri berprestasi. Berdasarkan evaluasi ternyata para santri yang menembus PTN ternama di Tanah Air seperti IPB, ITB, UGM, UNAIR dan ITS menorehkan prestasi fenomenal. Umumnya peserta program ini dapat bersaing dengan mahasiswa lain yang berasal dari ragam latar belakang.

"Program beasiswa santri berprestasi sebagai upaya Depag dalam meningkatkan kualitas pengelolaan pesantren, sehingga ke depan diharapkan pesantren dapat tumbuh secara`sehat dengan didukung oleh SDM yang berkualifikasi," katanya. (ant/mad)