Persatuan Palestina yang Tentukan Keberhasilan Perjuangan
NU Online · Senin, 22 Oktober 2007 | 11:01 WIB
Jakarta, NU Online
Perjuangan rakya Pelestina untuk melawan Israel tidak akan berhasil jika diantara rakyat Pelestina sendiri tidak bersatu dalam perjuangannya sedangkan fihak luar, termasuk pemerintah Indonesia, dukungannya baru berarti jika bangsa Pelestina dan Arab sudah solid.
“Makanya rakyat Pelestina harus bersatu, diikuti oleh Bangsa Arab, lalu dunia Islam. Ini yang akan menjadi faktor keberhasilan perjuangan Pelestina,” tutur Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj di PBNU, Senin (22/10) mensikapi kunjungan Presiden Palestina Presiden Mahmoud Abbas ke Indonesia.
<>Ditambahkannya “Sejak zaman dahulu, Indonesia selalu mendukung perjuangan Palestina di berbagai forum dunia seperti PBB karena kita anti pejajahan, yang penting langkah kongkrit,” katanya.
Menurutnya masalah jarak juga menjadi kendala bagi Indonesia untuk membantu Palestina secara maksimal. “NU bisa berperan membantu mempertemukan kelompok-kelompok yang selama ini bertikai di Palestina,” ujarnya.
Selama ini terdapat dua fraksi besar di Palestina yang berbeda dalam ideologi dan perjuangannya yang sulit dipersatukan. Fatah yang merupakan golongan nasionalis Palestina mengakui keberadaan Israel dan memimpikan dua negara yang bisa hidup berdampingan. Sementara itu Hamas dengan yang memperjuangkan negara Islam tidak mengakui keberadaan Israel dan ingin mendirikan negara Palestina yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
“Sayangnya sepeninggal Yasser Arafat, tidak ada tokoh yang bisa menggantikannya,” katanya.
Negara-negara Arab saat ini juga tidak memiliki satu sikap dalam memperjuangkan Palestina. “Kalau untuk urusan dana, mereka siap, tetapi ketika sudah terkait dengan sikap politik, banyak yang berbeda pendapat karena menyangkut kepentingan politik masing-masing negara yang berbeda,” tandasnya.
Ditambahkannya bahwa berdasarkan pengalaman sejarah, Bangsa Arab memang merupakan bangsa yang sulit bersatu. Mereka hanya bisa bersatu saat masa Rasulullah dan khulafaur rasyidien.
Kang Said berpendapat sejumlah negara Eropa seperti Perancis dan Italia saat ini sudah cukup moderat dalam melihat masalah Palestina sejak tahun 90-an. “Kecuali Inggris yang selalu mengikuti Amerika dalam pembelaannya pada Israel,” paparnya. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
5
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua