Warta

Peringatan Maulid Tak Sekedar Seremonial dan Pidato

NU Online  ·  Selasa, 10 Maret 2009 | 02:24 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Masykuri Abdillah menyatakan maulid nabi yang berarti mengenang peristiwa kelahiran nabi harus direnungkan kembali. Tak hanya sekedar perayaan secara seremonial tapi juga diambil manfaatnya untuk membangun akhlak mulia.

"Kelahiran nabi itu juga sebagai bimbingan umat Islam untuk bangkit dari kegelapan menjadi bersinar," katanya, Senin (9/3).<>

Peringatan kelahiran nabi ini ada dua dasar utama, pertama untuk membangun akidah dan kedua menjalankan syariahnya.

"Dengan hadirnya sang Nabi, maka akhlak manusia terbangun, baik terhadap sesama maupun dengan Tuhan. Saat ini kita melihat kembali apakah yang dilakukan Nabi pada saat itu," jelasnya.

Masykuri menyayangkan saat ini sebagian umat Islam masih belum menyadari hal itu. Sebagian umat Islam belum memiliki akhlak yang baik. "Memang apa yang dilakukan Rasulullah tidak mudah terutama untuk masalah akhlak. Untuk saat ini memang banyak tantangannya," ujarnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, turut menyatakan hal yang serupa. Menurutnya saat ini umat Islam lebih banyak melakukan upacara atau seremonial peringatan Maulid Nabi SAW saja.

"Saat ini upacara peringatan Maulid hanya diisi pidato saja, tidak ada teladan yang kongkrit, actionnya tidak ada. Seharusnya Umat islam meneladani keteladanan Nabi, membangun akhlak mulia. Sekaligus melakukan harakatul Islah (gerakan perbaikan), baik perbaikan personal dan sosial kemasyarakatan dari segala bidang," tandasnya. (rep/mad)