Warta

Perbedaan 1 Syawal Dapat Diminimalisir

NU Online  ·  Ahad, 14 Oktober 2007 | 01:20 WIB

Palu, NU Online
Perbedaan pemahaman atas suatu masalah merupakan rahmat, namun jauh lebih baik jika perbedaan itu dapat diminimalisir guna menjaga keutuhan umat, kata Prof Dr Noer Sulaiman, Guru Besar dari STAIN Datokaramah Palu.

Dalam khotbah Idul Fitri 1 Syawal 1428 Hijriah, Sabtu pagi, di halaman mesjid Agung Palu, Noer Sulaiman menilai perbedaan penetapan 1 Syawal beberapa tahun terakhir dapat didialogkan untuk menyepakati metode penetapan.

<>

"Jika pimpinan Ormas Islam dapat membangun dialog dengan pimpinan ormas agama lain, kenapa sesama pimpinan Ormas Islam sendiri tak dapat memperkecil perbedaan," katanya.

Menurut dia, umat Islam mesti mempersiapkan diri menghadapi globalisasi yang berlangsung saat ini dengan meningkatkan iman dan taqwa, menguasai teknologi, serta menggalang persatuan dan kebersamaan.

"Persoalan umat saat ini, kebodohan dan kemiskinan serta kuatnya pengaruh budaya asing. Semuanya hanya bisa dilawan dengan persatuan umat yang mesti dimulai oleh pimpinan umat sendiri," ujarnya.

Shalat Ied di halaman mesjid Agung Palu yang diikuti sekitar 5.000 umat Islam dihadiri Gubernur Sulteng Bandjela Paliudju dan anggota Muspida Sulteng. Bertindak sebagai imam KH Sagaf Adjufri, Ketua MUI Sulteng dan Ketua Utama PB Alkhaeraat.

Panitia Hari Besar Islam Kota Palu menetapkan 11 lokasi shalat Ied yang tersebar di empat kecamatan. Meski demikian, warga bebas menggelar shalat Ied secara swadaya yang umumnya dilaksanakan di mesjid-mesjid.

Posko Operasi Ketupat Polda Sulteng melaporkan, pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1428 Hijriah di wilayah Kota Palu, berjalan lancar dan aman.(ant/han)