Warta

Penulis Pemula Perlu "Tirakat"

NU Online  Ā·  Sabtu, 16 Agustus 2008 | 23:18 WIB

Kudus, NU Online
Pepatah mengatakan kesempatan emas tidak akan datang untuk kali keduanya. Semboyan itu diejawantahkan oleh pengurus Lembaga Pengembangan Masyarakat (LPM) Paradigma Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.

Kehadiran Jamal Ma'mur Asmani, penulis buku Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh, Antara Konsep dan Implementasi di Kudus baru-baru ini dimanfaatkan dengan menggelar dialog untuk berbagi pengalaman kepenulisan.<>

Bertempat di kantor LPM Paradigma, Kang Jamal, panggilan akrabĀ  dari Jamal Ma’mur, yang telah mempersiapkan buku barunya berjudul Tiba-Tiba Saya TuaĀ  berpesan agar kru tabah menjalani fase seorang penulis. Menjadi seorang Penulis, katanya, perlu tirakatan (bersusah payah, red). Jika ia tidak mau tirakat kemampuannya tidak akan bertambah dan mengkilap.

"Meluangkan waktu untuk menulis dengan kontinu adalah wujud tirakat seorang penulis pemula," ucap pengurus harian Robhitah Ma'ahid Islamiyah Pati ini.

Ia memberi saran agar banyak membaca karya sastra, tidak lain untuk melanggengkan "nafas" sebuah tulisan. Terkait hal itu, ia mempunyai pengalaman unik. Suatu hari almarhum KH. Zainal Arifin Thoha pengasuh ponpes Hasyim Asy'ari Jogjakarta singgah di kediamannya. Gus Thoha, sapaan akrabnya, berkata kepadanya bahwa dia jarang membaca. Kang Jamal pun mengiyakan dan penasaran, bagaimana ia tahu. Gus Thoha menjawab bahwa mata seseorang yang sering membaca dan tidak dapat dilihatnya dari matanya. Akhirnya ia berpesan kepada kang Jamal agar banyak membaca karya sastra.

Ketika ada salah seorang kru bertanya kapan waktu yang tepat untuk menulis, dijawabnya pada saat sepertiga malam. Kira-kira jam 01.00-04.00 WIB. Namun, demikian, tandasnya, saat seperti itu rasa kantuk rawan menyerang. Untuk mensiasatinya, ia menyarankan untuk mengunakan kisaran waktu subuh sampai terbit Matahari.

Sebagaimana dilaporkan Zakki Amali kontributor NU Online Kudus, persinggahan sementara itu menyisakan kekecewaan di hati peserta. Hal itu terlihat dari berbagai pertanyaan yang belum sempat dilontarkan. Meski 1 jam berlalu peserta masih bersemangat melontarkan pertanyaan seputar dunia tulis menulis. "Wah, waktunya terlalu sedikit, padahal masih banyak pertanyaan yang belum kusampaikan," gumam salah seorang kru. (mad)