Warta PILKADA SITUBONDO

Pengurus Harian Desak PPP Jaring Ulang Bacabup

NU Online  ·  Kamis, 14 Januari 2010 | 14:09 WIB

Situbondo, NU Online
Polemik proses penjaringan bakal calon bupati (bacabup) dan wakil bupati (bacawabup) Dewan Pengurus Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Situbondo, kian memanas. Kali ini, sejumlah pengurus harian parpol yang berkantor di Jalan Sudirman Situbondo itu mendesak DPC kembali membuka ulang pendaftaran penjaringan bacabup-bacawabup PPP.

Setyo Bakti, pengurus DPC PPP Situbondo menilai, tim 5 yang diberi kewenangan melakukan penjaringan telah menyimpang dari petunjuk pelaksanaan (juklak), yang dikeluarkan DPP. "Di juklak nomor 1646/ KPTS/DPP/ XI/2009 jelas, DPC harus mengajukan tiga pasangan. Nanti DPW akan menciutkan menjadi dua pasang, dan di DPP dipilih satu pasang," terangnya.<>

Namun, sesal Setyo, sejak awal tim 5 terkesan hanya mempertahankan. Bahkan, begitu mengistimewakan satu pendaftar kursi bacabup PPP, yakni Suroso. Pihaknya sejak awal sudah curiga. Bahkan melakukan protes, kenapa pendaftar bacabupnya hanya Suroso, sehingga tanpa saingan. Sedangkan, bacawabupnya sampai 5 orang, sehingga mereka harus bersaing ketat. "Ini kan tidak fair," sergah pria yang akrab dipanggil Tyo itu.

Puncaknya terjadi Selasa kemarin (12/1). Saat itu, tim 5 yang kini dipimpin Masykuri Ismail menggelar rapat dengan pengurus harian DPC PPP. Menurut Tyo, tiba-tiba Masykuri mengaku sudah mendapat rekomendasi dari DPP bahwa tidak masalah, jika DPC hanya mengajukan satu pasang bacabup-bacawabup. Namun, Masykuri tidak mau memberikan dokumen asli maupun fotokopian surat dari DPP, yang disebut-sebut hanya ditandatangani wakil ketua.

"Itu juga yang saya permasalahkan. Kenapa hanya ditandatangani wakil ketua? Siapa nanti yang mau bertanggung jawab jika DPP tetap meminta DPC PPP Situbondo mengirim tiga pasang bakal calon," sergah Tyo.

Tyo meminta Masykuri membuat pernyataan dan bertandatangan sebagai bentuk pertanggungjawaban, jika ada masalah di kemudian hari. Namun, permintaan itu ditolak. "Sebagai bentuk protes, saya memilih walk out dari ruang rapat. Ini demi Kiai (KHR Ahmad Fawaid) agar nanti tak terombang-ambing," tegasnya seperti dilansir Radar Banyuwangi.

Pria asal Jangkar itu merasa ada yang aneh terhadap Masykuri. Sebab, sebelumnya Masykuri termasuk pihak yang setuju dilakukan penjaringan ulang, karena Suroso dinilai bukan representasi kader PPP. "Namun, kenapa dia tiba-tiba kini mendukung majunya Suroso, yang tanpa saingan. Ada apa ini?" suluknya.

Masykuri telah dikonfirmasi, namun yang bersangkutan tidak bersedia mengomentasi masalah tersebut. Hanya saja, dia mempersilakan RaBa memuat berita ini, meski tanpa disertai klarifikasi darinya. (min)