Pengganti Pengurus yang Tak Bersedia Telah Ditetapkan PBNU
NU Online · Senin, 3 Januari 2005 | 06:54 WIB
Jakarta, NU Online
Beberapa nama yang tidak bersedia untuk masuk dalam kepengurusan PBNU akhirnya diganti. Keputusan pergantian tersebut dilakukan oleh rais aam, wakil rais aam dan ketua umum PNBNU.
“Keputusan formatur untuk menyusun pengurus, kalau ada yang tidak bersedia, diserahkan pada rais aam, wakil rais aam dan ketua umum PBNU. Ketiga orang ini berembuk karena khatib aam-nya tidak bersedia, rais syuriyahnya tidak bersedia dan dan ada beberapa ketuanya tidak bersedia,” tandas ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi.
<>Untuk pengganti KH Akrom Malibary sebagai Khatib Aam, ditunjuk Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA. Sementara itu Ir. H. Salahuddin Wahid diganti oleh Drs. K.H. Abdul Wahid Aziz Bisri, Lc yang semula posisinya sebagai wakil khatib aam. Posisi awalnya diganti oleh KH Sadid Jauhari. Posisi Prof. Dr. Qodry Azizy, MA digantikan oleh Prof. Dr Masykuri Abdillah, MA
KH Mustofa Bisri yang tidak bersedia sebagai rais syuriyah direncanakan duduk dalam mustasyar, namun ini tergantung keputusan rapat harian syuriyah dan tanfidziyah. “Yang menyusun mustasyar, a’wan (pembantu), kembaga dan lajnah adalah rapat harian syuriyah dan tanfidziyah,” tambahnya.
Rapat hariah syuriyah tanfidziyah akan dilakukan untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Januari. Ini sebagai forum perkenalan pengurus baru sekaligus untuk menjaring nama-nama yang nantinya duduk dalam posisi mustasyar, a’wan, lembaga, dan lajnah.
“Untuk periode kepengurusan ini, kita harus memilih dengan cermat para personelnya karena untuk ke depan mereka menjadi ujung tombak PBNU sehingga harus dipilh orang-orang yang mau kerja. Tidak hanya mau berunding saja,” tambahnya.
Ditanya tentang pergantian posisi Gus Sholah oleh KH Abdul Wahid Azis Bisri, Hasyim menjelaskan bahwa ini merupakan upaya untuk tetap melibatkan bagian dari para pendiri NU.
“Sebenarnya kita harapkan ada keluarga dari Tebuireng yang masuk, tetapi karena tidak bersedia, ya kita ambilkan dari Pesantren Denanyar sebagai bagian dari pendiri,” imbuhnya.
Pesantren Denanyar Jombang merupakan salah satu pesantren besar. Alm. KH Bisri Syamsuri merupakan salah satu pendiri NU. Ia pernah menjabat sebagai rais aam PBNU setelah KH Wahab Hasbullah.
Sementara itu, Prof. Dr. Qodry Azizy, MA yang merupakan salah satu Dirjen Depag dikabarkan tidak diizikan oleh institusinya untuk duduk sebagai salah satu ketua PBNU. Selanjutnya ia digantikan oleh Prof. Dr. Masyrkuri Abdillah yang saat ini menjabat sebagai salah satu pembantu rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(mkf)
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua