Warta

Pendidikan Nasional Cenderung jadi Komoditas Industri

NU Online  ·  Sabtu, 14 Maret 2009 | 09:41 WIB

Denpasar, NU Online
Pendidikan dinilai telah menjadi barang mahal dan dijadikan komoditas dalam sebuah industri kapitalisme. Hal ini terungkap dalam bedah buku kajian budaya bertajuk 'Pendidikan sebagai Ideologi Budaya, suatu pengantar ke arah pendidikan kritis' karya I Gde Widja Ph. D yang diadakan Program Kajian Budaya Universitas Udayana Denpasar, Sabtu.

Hadir sebagai pembicara Prof Dr Nengah Bawa Atmadja, M. A. dan Prof. Dr. I Gde Parimartha serta penulis I Gde Widja, Ph. D. I Gde Widja adalah salah seorang pengajar program magister dan doktoral kajian budaya Udayana. I Gde Widja adalah salah satu tokoh yang membidani kelahiran Kajian Budaya Universitas Udayana Denpasar yang kini menjadi salah satu guru besar di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali.<>

Buku karya Widja ini mencoba menangkap kehidupan pendidikan sebagai proses pendidikan kritis dan perkembangan pendidikan yang dinilai semakin menyimpang dari arahnya.

Dalam perkembangannya kini, lembaga pendidikan sebagian besar cenderung bertransformasi dalam 'perusahaan' edukasi, yakni terjerat dalam kapitalisme pendidikan dan komodifikasi elemen dalam pendidikan.

Hal ini tercermin dalam realitas ketidakmerataan kesempatan mendapat pendidikan terutama bagi kalangan masyarakat kelas bawah."Realitas yang dihadapi kelompok marjinal ini telah menjelma menjadi budaya ketidakberdayaan yang bersifat struktural sehingga sulit untuk digoyahkan, bahkan sebaliknya cenderung diperkokoh oleh sistem yang ada," kata Widja.

Widja juga menambahkan guna membebaskan kelompok masyarakat yang marginal ini, maka dibutuhkan sistem pendidikan kritis dimana kajian budaya menjadi kontra diskursus dalam ilmu pengetahuan.

Apabila persoalan pendidikan didekati dengan suatu ideologi lengkap dengan praktik budayanya, maka akan menghasilkan sebuah proses pendidikan kritis yang memiliki jiwa emansipasi bagi kelompok-kelompok 'kalah' dan terpinggirkan dalam masyarakat.

Sedangkan Prof Bawa menilai buku karya Widja ini adalah panduan kritis untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan yang berkembang di Indonesia. Sementara Prof. Parimartha menilai Widja telah membawa pendidikan sebagai sebuah ideologi budaya, dimana pendidikan dilihat sebagai budaya yang memiliki ideologi didalamnya. (ant/mad)