Pemikiran Ulama Indonesia Perlu Diterjemahkan dalam Bahasa Asing
NU Online · Jumat, 3 Agustus 2007 | 14:10 WIB
Jakarta, NU Online
Berbagai pemikiran para ulama Indonesia yang saat ini hanya ditulis dalam bahasa Indonesia perlu diterjemahkan ke dalam bahasa asing, terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris agar dikenal oleh dunia.
“Kenapa tidak ada ulama Indonesia yang mendunia, persoalan karena ditulis dalam bahasa Indoensia, sehingga yang tahu hanya orang Indonesia,” tutur Ketua PBNU Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Jum’at (3/8).
<>Dikatakannya ulama Indonesia masa lalu telah melahirkan banyak pemikiran yang dikenal dunia karena mereka menulisnya dalam bahasa Arab seperti yang dilakukan oleh Syeikh Ihsan Jampes, Syeikh Nawawi al Bantani, dan lainnya.
Penyebarluasan pemikiran melalui metode terjemahan ini dilakukan oleh Abu A’la Al Maududi, pemikir dari Pakistan yang hanya menulis dalam bahasa Urdu, namun ia memiliki tim dari Institute of Islamic studies yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris dan Arab sehingga ide-idenya bisa disosialisasikan secara luas.
Mantan Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini menceritakan pengalamannya ketika mengikuti Islamic Expo di London sebagai wakil NU tahu lalu. Sejauh ini pemikiran dari ulama Indonesia kurang dikenal
“Saat diskusi, tentang Indonesia sedikit sekali yang datang, hanya para pecinta Indonesia karena ada anggapan Indonesia tidak ada intelektualisme,” paparnya dengan nada prihatin.
Lulusan Doktor dari Jerman ini juga menjelaskan bahwa pemikiran ulama Malaysia lebih dikenal meskipun pemikiran dari cendekiawan muslim Indonesia lebih maju. Ini disebabkan pemerintah Malaysia membantu mensosialisasikan pemikiran Islam melalui Institute Kepahaman Islam Malaysia dan lembaga lainnya yang memiliki fungsi sama.
“Walaupun dalam kenyataannya, pemikiran Islam di Indonesia lebih maju, tetapi gaungnya di dunia lebih bergaung Malaysia. Ini karena ada lembaga yang secara gencar mempromosikan, disamping setiap negara besar ada chair of Malaysia,” tandasnya.
Saat ini ia tengah mengusulkan adanya Lembaga Riset Islam Indonesia yang diharapkan didukung pemerintah untuk menjalankan fungsi sosialisasi pemikiran dan ide para ulama Indonesia sehingga lebih dikenal dunia. (mkf)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
Terkini
Lihat Semua