Warta

Pemikiran Ahlusunnah wal Jamaah Dibahas di Malaysia

NU Online  ·  Jumat, 20 Februari 2009 | 11:05 WIB

Kuala Lumpur, NU Online
Upaya pengembangan pemikiran ahlusunnah wal jamaah terus dijaga dana dikembangkan. Kali ini, Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia (YADIM) dan Yayasan Dakwah Malaysia Indonesia (YADMI) menggelar seminar internasional Tajdid Pemikiran di Seri Pasific Kuala Lumpur.

Acara yang diselenggarakan pada 19-21 Februari ini mengambil tema Pengekalan Alam Melayu Sebagai Rantau Ahlussunnah wal Jama’ah dan diikuti oleh peserta dari Malaysia dan Indonesia, yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti ulama, cendekiawan, aktivis LSM, dan jurnalis.<>

Ketua YADIM Datuk Nakhaie dalam pembukaan yang berlangsung pada Kamis (19/2) malam mengatakan, “Seminar Internasional Tajdid Pemikiran Islam memiliki peran penting dalam mengembangkan dan mempelopori perwujudan suasana yang lebih kondusif, sikap saling pengertian, dan sebagai upaya untuk mewujudkan kehidupan dunia yang damai.”

“Generasi yang dilandasi oleh khazanah pemikiran ahlussunnah wal jama’ah, yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak kondusif, seperti anak-anak Palestina, menganggap bahwa peperangan, pembunuhan, dan tindak kekerasan adalah suatu hal biasa. Di pihak lain permusuhan antara syiah dan sunni memunculkan dilema bagi umat Islam ketika sunni membunuh syiah, lalu terjadi pembunuhan terhadap para pemimpin dan tokoh agama. Ini suatu kerugian besar bagi umat,” ujar Datuk Seri.

Sementara itu, Ketua Dewan Syariah MUI Maruf Amin mengungkapkan, mayoritas Muslim Melayu merupakan penganut paham ahlussunnah wal jama’ah. Bagi penganutnya, ajaran ini identik dengan gambaran Islam yang santun, lemah lembut, senantiasa berlaku adil dan bepihak pada kebenaran.

“Paham ahlussunah wal jama’ah adalah aliran yang sederhana dalam menggerakkan upaya bagi pembinaan sikap saling pengertian,” katanya. (mad)