Pembajakan Kitab Sirajut Thalibin Jadi Pembahasan Pra-Muktamar
NU Online · Sabtu, 1 Agustus 2009 | 00:27 WIB
Pembajakan karya ulama Nusantara, kitab Sirajut Thalibin oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut, Lebanon, akan menjadi salah satu pembahasan utama dalam acara halaqah pra-Muhtamar ke-82 NU yang akan digelar pada pertengahan bulan ini.
Selain para sesepuh NU dan kiai dari beberapa pondok pesantren, halaqah ini akan menghadirkan beberapa pihak terkait seperti keluarga pengarang kitab Syekh Ihsan bin Dahlan dari Kediri, duta besar Lebanon untuk Indonesia, mantan duta besar RI untuk Lebanon, perwakilan penerbit Darul Fiqr yang sempat menerbitkan ”edisi asli” Sirajut Thalibin dan pihak-pihak berwenang dalam urusan hak cipta.<>
Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama KH Arwani Faishal yang ditunjuk untuk menyelenggarakan halaqah ini mengatakan, beberapa kiai dan sesepuh NU meminta persoalan pembajakan karya ulama Nusantara dibicarakan secara serius dan melibatkan berbagai elemen NU.
”Ini tidak hanya menjadi persoalan keluarga Syekh Ihsan tetapi menjadi urusan NU dan kalangan pondok pesantren pada umumnya, karena kitab ini merupakan karya besar salah seorang ulama Nusantara. Lagi pula dalam kitab terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah ini sudah membuang taqridhah (kata sambutan) dari pendiri NU Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, ini tidak bisa dibenarkan,” katanya kepada NU Online di kantor PBNU Jakarta, Jum’at (31/7).
Halaqah dengan tema besar ”Pelestarian kitab karya ulama Nusanatara” ini dilaksanakan oleh paninita muktamar ke-82 NU dan didukung oleh LBM, serta Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU yang membidangi penelitian, penerbitan dan infomedia.
Selain soal pembajakan karya ulama Nusanatra, tema lainnya yang akan dibahas dalam rangkaian kegiatan pra muktamar adalah seputar nasbul imamah atau tentang mekanisme penganggkatan pemimpin di Indonesia. Halaqah tentang nasbul imamah ini menjadi kegiatan pertama pra-muktamar. (nam)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua