Kongres ke-16 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Batam, Kepulauan, Riau, memasuki hari pertama. Namun, belum muncul satu nama kandidat ketua umum Pengurus Besar PMII yang punya dukungan kuat dari pengurus cabang se-Indonesia. Masing-masing kandidat masih mempunyai peluang yang sama.
Sekretaris Jenderal PB PMII, Muhammad Rodli Kaelani, melihat peluang masing-masing kandidat masih sama. Menurutnya, dua atau tiga hari mendatang baru baru bisa diketahui figur yang mendapat dukungan kuat dari sebagian besar peserta kongres.<>
āSaya kira, peluang masih sama semua. Peserta masih mencari figur yang pas untuk memimpin PMII ke depan. Apalagi, peserta juga masih banyak yang tertahan di Jakarta,ā kata Odieābegitu panggilan akrabnyaāyang juga salah satu calon, di arena kongres, di Asrama Haji Batam, Senin (17/3).
Sedikitnya, ada 9 nama yang muncul dan disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum. Mereka adalah M. Rodli Kaelani (Manado), M Hasanuddin Wahid (Malang), Rouf Qusyairi (Jombang), Hadi Musa Said (Jombang), Edi Sudrajat, (Lampung), Hendro Tri Subiantoro (Jember), Abdul Hakam (Purwokerto), Wardi Taufik (Yogyakarta) dan Moh. Afifuddin (Jakarta).
Mantan Ketua Umum PB PMII, Syaiful Bahri Anshori, melihat semua kandidat layak memimpin PMII ke depan. Sebab, mereka adalah kader PMII yang memulai karir organisasi dari bawah. Yang penting, baginya, kader yang terpilih mampu membawa PMII ke depan lebih baik.
Menurutnya, perubahan yang terjadi di dunia maupun kondisi di Indonesia harus disikapi pemimpin PMII dengan merubah orientasi gerakan dan paradigmanya agar tetap bisa bertahan dan diterima kalangan mahasiswa. āZaman dulu dengan sekarang, kan, sudah berubah total. PMII harus tetap eksis,ā katanya.
PMII, katanya, harus tetap bersikap kritis terhadap pemerintah dan banyak melakukan pendampingan kepada masyarakat. Namun, dengan adanya demokratisasi dan keterbukaan, PMII harus menyiapkan kader-kadernya agar tetap militan dengan diiringi profesionalisme.
PMII, menurutnya, juga harus memasuki ruang baru di luar basis kulturalnya di kampus-kampus berbasis agama Islam dengan membuat program yang cocok. āKita harapkan agar kongres ini tidak bersifat politicking, tetapi apa kebutuhan PMII ke depan, lalu programnya bagaimana, baru kira-kira yang cocok memimpin siapa,ā tandasnya. (rif/amh)
Terpopuler
1
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
2
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
3
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
4
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
5
Gus Yahya: Ketegasan dan Konsolidasi Internasional Kunci Wujudkan Solusi Palestina-IsraelĀ
6
7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam RUU Sisdiknas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terkini
Lihat Semua