Warta

Pelaku Bom Bali Harus Segera Dieksekusi

NU Online  ·  Senin, 13 Oktober 2008 | 00:14 WIB

Jakarta, NU Online
Berbagai kalangan mendesak pemerintah agar para pelaku yang telah dinyatakan bersalah dalam peristiwa bom Bali I dan II segera dieksekusi.

"Hukum harus ditegakkan dan yang sudah dinyatakan bersalah dalam kasus Bom Bali harus segera dieksekusi," kata anggota Komisi III (bidang hu<>kum dan keamanan) DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) Imam Anshori Saleh di Jakarta, Ahad (12/10).

Ia mengatakan itu menanggapi peringatan Bom Bali yang berlangsung di Bali. Dia mendesak publik agar Amrozi dkk segera dieksekusi hukuman mati sesuai keputusan Pengadilan.

"Semoga dengan peringatan di Bali saat ini, yang intinya juga untuk menolak terjadinya peristiwa tragis itu, maka kasus Bom Bali tak terulang lagi," kata mantan jurnalis itu.

Ia menambahkan, korban jiwa, trauma masyarakat, surutnya kegiatan pariwisata merupakan hal-hal yang tidak perlu terulang.

"Makanya, saya tegaskan, terorisme harus menjadi `common enemy` untuk selamanya," katanya.

Untuk itu, hukum harus selalu ditegakkan. "Dan yang sudah dinyatakan bersalah dalam kasus Bom Bali harus segera dieksekusi, agar ingatan yang menyakitkan segera terkubur," katanya.

Imam Anshori Saleh mengharapkan, agar eksekusi itu menjadi pelajaran berharga untuk siapa saja yang mencoba melakukan tindakan terorisme.

Sementara itu di tempat lain, pengamat dan cendekiawan Muslim Indonesia Prof Abdul A`la menyatakan, peringatan peristiwa Bom Bali I yang terjadi 12 Oktober 2002 dan Bom Bali II pada 1 Oktober 2005 menunjukkan pentingnya dialog untuk menghentikan aksi terorisme.

"Aksi-aksi teroris di Bali itu mungkin menyudutkan Islam, padahal teroris itu bukan hanya ada dalam Islam, tapi juga ada dalam penganut Kristen, Protestan, Yahudi, dan agama lainnya, karena itu dialog itu penting," kata guru besar IAIN Sunan Ampel itu di Surabaya.

Menurut Asisten Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, aksi teroris untuk ke sekian kalinya bukan jawaban untuk menghentikan penyetaraan Islam dengan teroris, melainkan dialog dan kerja sama merupakan cara paling penting untuk melawan pandangan yang salah itu.

"Peringatan Bom Bali I dan II hendaknya mendorong dialog dan kerja sama antar umat dari berbagai agama dan lintas negara, sehingga perlawanan terhadap teroris itu dilakukan pada teroris dari agama mana pun, apakah Islam, Protestan, Yahudi, dan sebagainya," katanya. (nif/ant/sam)