Pelajar NU Minta Pemerintah Tak Bedakan Sekolah dan Madrasah
NU Online · Rabu, 27 Mei 2009 | 10:43 WIB
Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) meminta pemerintah tak membedakan perhatiannya terhadap sekolah dan madrasah. Sekolah negeri atau swasta dan madrasah negeri atau madrasah swasta harus diperlakukan sama oleh pemerintah.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar NU, Idy Muzayyad, kepada NU Online, di sela-sela penyelenggaraan Lokakarya Pra-Kongres IPNU dan Ikatan Pelajar Putri NU di Jakarta, Rabu (27/5).<>
“Pemerintah harus memperhatikan penyelesaian masalah-masalah mendasar, seperti penyediaan fasilitas belajar, kualitas guru, ketersediaan referensi semua tingkatan pendidikan, baik sekolah maupun madrasah,” ujar Idy.
Untuk kepentingan tersebut, lanjut Idy, pemerintah harus membuat standar minimum fasilitas belajar yang itu berlaku untuk semua. “Jangan bermimpi bangsa ini akan menghasilkan output (hasil) pendidikan yang optimum, bila proses belajarnya saja tidak maksimum,” pungkasnya.
IPNU menilai, fasilitas pendidikan di Indonesia tidak merata. Akibatnya, kualitasnya pun tidak dapat disamaratakan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Karena itu, pemerintah seharusnya lebih fokus untuk membenahi infrastruktur pendidikan.
Jika hal itu sudah terpenuhi, keinginan pemerintah untuk menyeragamkan kualitas hasil pendidikan melalui Ujian Nasional (UN), juga dapat terwujud. Saat ini, upaya tersebut belum dapat terwujud karena salah satunya belum meratanya fasilitas infrastruktur pendidikan.
“Pelaksanaan UN hendaknya hanya sebagai pemeta kualitas pendidikan dan bukan sebagai penentu kelulusan, mengingat besarnya ketidakseimbangan kualitas pendidikan di negeri ini,” jelas Idy.
Tak hanya itu. Menurut Idy, pengalaman yang terjadi selama ini, pelaksanaan UN justru banyak masalah. “Sebut saja, kebocoran soal UN, siswa yang bunuh diri karena tidak lulus, atau bahkan adanya tim sukses yang dibentuk sekolah untuk melakukan intrik dalam proses pengerjaan soal UN,” terangnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua