Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan akan melakukan rukyatul hilal bersama Kandepag Kota Pekalongan di Pantai Ujung Negoro Kabupaten Batang. NU juga akan menggelar posko untuk mempermudah jaringan informasi di kantor cabang, Jalan Jendral Sudirman 56, Pekalongan.
Demikian dikatakan Sekretaris PCNU Kota Pekalongan H Salahudin, STP kepada NU Online Selasa (15/9) kemarin. Ia meminta warga NU agar menunggu hasil rukyat yang akan menjadi bahan keputusan pemerintah dalam sidang itsbat.<>
Dikatakan, langkah pemerintah mengakhiri puasa dengan melihat bulan sejalan dengan kebijakan NU tentang pedoman mengawali dan mengakhiri puasa dengan melihat hilal, sehingga apa yang menjadi keputusan pemerintah akan diikuti oleh warga nahdliyyin.
Sekretaris Lajnah Falakiyah NU Kota Pekalongan Ahmad Tubagus Surur mengatakan, secara hisab tanggal 19 September 2009 besok bulan sudah berada di atas ufuk sekitar 5 derajat, sehingga sangat mungkin untuk dilihat dengan mata telanjang.
Akan tetapi menurutnya, NU tidak hanya menggunakan hisab sebagai keputusan untuk mengawali dan mengakhiri puasa, akan tetapi hisab hanya sebagai alat untuk mempermudah melakukan rukyat.
Jika memang nanti pada malam minggu bulan sudah nampak dan bisa dilihat, maka idul fitri jatuh pada hari Ahad 20 September 2009. Akan tetapi jika tidak berhasil dilihat, maka puasa akan digenapkan menjadi 30 hari dan lebaran jatuh pada hari Senin 21 September 2009.
Sementara itu, untuk mengantisipasi penyambutan idul fitri yang berlebihan, PCNU membuat seruan kepada segenap ummat Islam, agar merayakan idul fitri dengan penuh kesederhanaan. Manfaatkan momentum idul fitri 1430 H dengan memperbanyak silaturrahmi kepada sanak saudara, kerabat, handai taulan, khususnya kepada para ulama dan sesepuh.
Pada malam lebaran perbanyaklah kumandang takbir tahmid dan tahlil di masjid-masjid dan musholla-musholla yang ada. Tidak perlu menggelar takbir keliling, karena pada kenyataannya takbir keliling khususnya yang menggunakan sepeda motor atau mobil lebih banyak madlorotnya daripada manfaatnya.
Dari beberapa kasus, takbir keliling sering dinodai oleh tindakan orang atau kelompok dengan melepas baju bahkan dijumpai ada minuman keras dalam mobil takbir keliling dan bahkan mereka sering membahayakan bagi pengendara lainnya hingga mengganggu arus lalu lintas di jalur utama Pantura. Jika hal ini masih terjadi, NU meminta kepada jajaran kepolisian agar melakukan tindakan seperlunya. (amz)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua