Menjelang berakhirnya tahun 2009 ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berusaha merefleksikan jati dirinya melalui kaca mata fihak lain guna melakukan perbaikan-perbaikan pada tahun mendatang.
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menjelaskan, refleksi merupakan upaya mencari masukkan sebagai salah satu rangkaian kegiatan muktamar ke-32 NU yang akan berlangsung Maret 2010 mendatang.<>
“Kalau refleksi dari NU ke dirinya sendiri dan dari NU ke umat dan bangsa sudah sering kita lakukan, bahkan secara rinci dan parsial sudah kita lakukan per segi kegiatan, dalam bidang pendidikan, kesehatan, kemudian bahtsul masail, internasional, dan mengenai masalah-masalah keummatan,” katanya, Selasa.
Dikatakannya, PBNU sengaja mengundang orang-orang NU di segala sektor dan segala tingkatan untuk memberikan komentar tentang NU.
“Refleksi ini merupakan tempat NU mengaca dirinya dari pendapat orang lain yang bertebaran di mana-mana, nanti akan kita inventarisir, mana yang harus dilakukan NU dan mana yang kita anggap sekedar komentar,” tandasnya.
Selanjutnya, masukan-masukan tersebut akan dipilah sesuai dengan kemampuan NU dalam merealisasikan usulan dan masukan tersebut.
“Kita dengarkan masukan dari segala golongan dan dari segala kepentingan, kemungkinan antara satu dan lain tidak sama, bahkan bertentangan.. Ini perlu untuk NU dalam memposisikan diri harus bagaimana. Nah, kemudian, terlepas kita bisa melaksanakan atau tidak, gambaran pandangan orang terhadap NU itu tetap penting,” terangnya.
Pengasuh pesantren mahasiswa Al Hikam Malang ini berujar, PBNU akan legowo menerima masukan, termasuk kelemahan dan kekurangan yang selama ini masih ada dalam diri NU.
“Justru ini yang akan kita dengar, kekurangannya dimana, karena apa, karena kita tidak memikirkan atau karena kita tidak mampu. Karena tak mungkin organisasi sebesar NU tak punya kekurangan. Semakin kita melengkapi kekurangan NU, semakin tampak kekurangannya,” terangnya.
Selanjutnya, ia berharap agar para tokoh NU yang diundang untuk memberi masukan tersebut juga berkontribusi membantu membantu mengatasi kekurangan ini.
Sementara itu ketua panitia acara Taufik R Abdullah mengatakan konseptualisasi pemikiran NU ini merupakan upaya memberikan manfaat untuk pembangunan bangsa, negara, dan terutama rakyat. NU mempunyai tanggungjawab terhadap tingkat kesejahteran dan kemajuan warga NU.
Sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, NU harus mampu mensinergikan antara tiga peran utamanya, yaitu: pertama, menanamkan corak keberagamaan tradisional yang moderat dan toleran; kedua, memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya; dan, ketiga -- secara umum—mempertahankan dan membangun bangsa dan negara.
“Salah Satu tanggung jawab NU sebagai organisasi keagamaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi, karena mandat awal berdirinya NU sebagaimana tertera dalam deklarasi Nahdlatut Tujjar adalah untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” katanya.
Beberapa tokoh NU yang diundang diantaranya Ketua MK Mahfud MD, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham, wakil ketua partai Demokrat Ahmad Mubarok, tokoh media NU Choirul Anam dan lainnya. (mkf)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua