Warta

PBNU Tanyakan Masalah Pengungsi Rohingya ke Menlu Thailand

NU Online  ·  Rabu, 11 Februari 2009 | 12:50 WIB

Jakarta, NU Online
Masalah nasib pengungsi muslim Rohingya dari Myamar yang saat ini berada di Aceh, setelah dikabarkan diusir dari Thailand menjadi pembicaraan antara PBNU dan Menlu Thailand yang berkunjung ke gedung PBNU, Rabu (11/2).

Ketua PBNU Masykuri Abdillah menanyakan kepada Menlu Thailand Kasit Piromya tentang kebijakan negari gajah putih ini dalam mengelola para pengungsi yang berasal dari negara tetangganya itu, termasuk isu pengusiran dan perlakukan yang tidak manusiawi kepada mereka.<>

Kasit dalam pertemuan yang didampingi oleh para diplomatnya ini menjelaskan, permasalahan pengungsi ini diharapkan tidak dilihat dalam aspek mikro, tetapi dilihat secara luas.

“Negara kami sejak dahulu telah menampung jutaan pengungsi dari Vietnam. Kini, ada 1.5 juta pengungsi dan 2.5 juta imigran gelap yang tinggal di negari kami, yang berasal dari Myamar, Laos, Kamboja, dan Korea Utara,” katanya.

Ia merasa media-media Barat membesar-besarkan permasalahan manusia perahu Rohingya tanpa melihat secara lebih luas bahwa Thailand telah berbuat banyak hal untuk memfasilitasi para pengungsi tersebut.

“Setiap tahun kami menganggarkan 10-15 juta dolar untuk membiayai para pengungsi, kami tidak membedakan apa agamanya, ada yang Islam, Budha, dan Kristen, semuanya kami perlakukan sama,” tandasnya.

Kunci utama dari permasalahan ini, menurutnya ada di pemerintah Myamar. “Kami sudah mengadakan pembicaraan dengan mereka, tatapi tidak mendapatkan perhatian,” imbuhnya.

Sebelumnya Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi juga menyatakan keprihatinanya atas nasib pengungsi Rohingya yang ada di Aceh. Untuk pengungsi yang ada di Indonesia, PBNU berharap agar mereka ditampung di sini dan diberi pekerjaan. PBNU juga meminta agar komunitas internasional turun tangan dengan memberi tekanan pada pemerintah Myamar karena kasusnya ini sudah masuk kategori pelanggaran kemanusiaan. (mkf)