Surabaya, NU.Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Surabaya, Minggu, menyerahkan bantuan beras senilai Rp100 juta dan 500 dos mie instan berisi 20 ribu bungkus kepada korban bencana alam pada delapan daerah di Jatim.
Bantuan itu diserahkan Ketua Umum PBNU KH Drs A Hasyim Muzadi di gedung PWNU Jatim dan diterima langsung oleh Pengurus Cabang NU (PCNU) dari delapan kabupaten/kota yakni Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Trenggalek, Tulungagung, Batu-Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, dan Jember.
<>Dalam penyerahan bantuan yang disaksikan Wakil Ketua PWNU Jatim H Sholeh Hayat, HA Wahid Asa, dan Wakil Sekretaris PWNU Jatim H Sujono itu, Hasyim Muzadi menegaskan bahwa bencana yang dialami bangsa Indonesia dalam bentuk konflik antar masyarakat dan alam yang murka merupakan peringatan keras dari Allah SWT.
"Untuk tidak mengatakan sebagai nasib atau adzab, kekacauan dan bencana alam yang kita alami akhir-akhir bukanlah sesuatu yang konvensional, misalnya banjir yang tak biasa kita alami ternyata terjadi di Jatim," katanya.
Menurut dia, peringatan keras dari Allah SWT itu mengharuskan bangsa Indonesia untuk kembali ke jalan yang lurus. "Kembali ke jalan yang lurus itu terkait hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia, yakni bertaubat, banyak memohon, dan menciptakan keadilan serta kesamaan di masyarakat," katanya.
Dalam kaitan itu, katanya, NU terpanggil untuk melakukan sesuatu yakni bersama-sama merasa bersalah, melakukan kebenaran di tengah ketidakbenaran, dan memberi santunan sebisa-bisanya kepada rakyat kecil yang menjadi korban dari kesalahan kolektif. "Saya minta bantuan itu sampai kepada korban yang menderita dan jangan ada satu rupiah pun, satu butir beras pun, dan satu bungkus mie pun yang tidak sampai kepada mereka, sebab murka Allah SWT akan semakin menjadi-jadi ketika orang kecil hanya diatasnamakan," katanya.
Hasyim Muzadi yang mantan Ketua PWNU Jatim itu menilai langkah pemerintah dalam mengatasi bencana alam di Tanah Air selama ini memang sudah ada tapi masih jauh dari cukup, padahal Departemen Sosial seharusnya dapat melakukan tindakan sebelum rakyat berputus asa atas sikap pemerintah.
"Saya tidak mengatakan tidak ada bantuan pemerintah, tapi pemerintah kurang intens dan tanggap untuk turun membantu rakyat, karena itu apa yang kami lakukan dapat menggerakkan anggota masyarakat lainnya yang mampu untuk membantu mereka," katanya. Bantuan beras senilai Rp100 juta itu diterima Kabupaten Mojokerto berupa lima ton beras, Kota Mojokerto lima ton beras, Trenggalek lima ton beras, Tulungagung lima ton beras, Kabupaten Pasuruan lima ton beras, Kabupaten Kediri tiga ton beras, Kabupaten Jember tiga ton beras, dan Kota Batu-Malang dua ton beras.
Sementara itu, 500 dus mie instan yang masing-masing berisi 40 bungkus mie itu diberikan kepada Kabupaten Trenggalek 75 dus, Tulungagung 75 dus, Kabupaten Mojokerto 75 dus, Kota Mojokerto 75 dus, Pasuruan 75 dus, Kediri 50 dus, Jember 45 dus, dan Batu 30 dus. (atr/cih)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua