Situasi di Mesir sampai Senin ini terus memburuk dan tidak belum diketahui bagaimana arah perkembangan ke depannya. PBNU meminta agar mahasiswa NU yang belajar di sana untuk berhati-hati dan tidak terlibat dalam aksi-aksi politik, meskipun memiliki simpati terhadap gerakan tersebut.
“Sebaiknya mereka berhati-hati dan turut membantu menjaga keamanan lingkungan dengan warga setempat dan tidak perlu terlibat dalam aksi-aksi politik,” kata Ketua PBNU Iqbal Sullam.<>
Iqbal yang juga lulusan Universitas Al Azhar Kairo ini menuturkan, dilihat dari lokasi pemukiman mahasiswa berada di Nasser City yang jauh dari pusat kota, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Tahrer Square yang menjadi pusat demonstrasi.
Ia juga meminta agar pemerintah dan KBRI Kairo memberi pelayanan dan perlindungan yang maksimal kepada WNI di Mesir. Jika situasi semakin memburuk, pemerintah perlu memikirkan kemungkinan melakukan evakuasi ke negara-negara tetangga seperti ke Sudan, Saudi atau Libya.
Di Mesir, ada sekitar enam ribu warga Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 4.297 pelajar dan mahasiswa, 1.002 tenaga kerja wanita, sisanya staf kedutaan dan keluarga. Terdapat pula 370 wisatawan Indonesia yang kini berada di Kairo.
Takut Harga Naik
Kendati aksi unjuk rasa menuntut Presiden Hosni Mubarak itu terus membesar, sebagian besar sekolah atau kampus--kecuali yang berada di dekat pusat demonstrasi--tak tutup. Saat ini sebagian besar sekolah malah sedang menyelenggarakan ujian di awal musim dingin di Mesir.
“Saya tetap ujian," kata Ariawan, mahasiswa Indonesia fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar asal Jawa Tengah itu. "Untuk sampai ke kampus saya harus cari jalan yang aman buat dilewati dan menghidar dari orang-orang berkumpul.”seperti dilaporkan oleh Syaiful Akbar konributor Tempo di Kairo
Komaruddin, mahasiswa dengan jurusan yang sama dengan Ariawan, lebih mencemaskan naiknya harga-harga bahan pokok akibat eskalasi politik yang meningkat. "Saya takut ke depan harga-harga naik terus karena saya masih harus tinggal tiga tahun lagi di sini," ujarnya.
Harga roti misalnya, dalam waktu empat hari sudah naik dari 7 EGP (Pound Mesir) menjadi 7,25 EGP (1 Pound Mesir setara dengan Rp 1.540). Begitu pula dengan harga beras yang biasanya dikonsumsi mahasiswa Indonesia. "Saya berharap harga-harga kembali normal," kata Komaruddin.
Tak hanya terhadap harga bahan pangan yang siap meroket, pelajar dan mahasiswa Indonesia juga cemas dengan sebagian besar maskapai penerbangan yang memilih menutup operasinya di Kairo. Bukan apa-apa, biasanya mahasiswa Indonesia di Kairo menyimpan tiket pulang yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Dengan ditutupnya jadwal penerbangan akibat situasi politik Mesir yang memanas, sebagian mahasiswa Indonesia tak lagi leluasa pulang kampung.
Keadaan ini diperparah dengan belum dibukanya akses internet dan sebagaian telepon seluler oleh pemerintah Mesir. Telepon seluler memang sudah bisa digunakan, tapi masih untuk komunikasi dalam negeri. Sebagian besar telepon dari dan keluar Mesir tak lancar. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua