Warta

PBNU: Bom Solo Sudutkan Islam

NU Online  ·  Selasa, 27 September 2011 | 23:24 WIB

Solo. NU Online
Tragedi di GBIS Kepunton tersebut menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, sangat menyudutkan dan menghancurkan Islam. ”Peristiwa di Solo ini kan, dilansir oleh berbagai media, baik nasional maupun internasional. Kemudian pihak lain menilai citra Islam yang sadis, keji, pembunuh dan teroris,” kata Kang Said di Kantor PCNU Solo, usai meninjau GBIS Kepunton dan menjenguk korban bom di RS Dr Oen Kandangsapi, Solo Selasa.
<>
Situasi memprihatinkan seperti sekarang ini, dimana Islam diopinikan sebagai agama teroris, atau teroris diindentikkan dengan Islam. Padahal Islam tidak mengajarkan terorisme dan prilaku ektrim lainnya. Sebaliknya, agama Islam adalah agama sempurna, agama kebaikan dan bukan agama perusak. 

Sisi lain, kerja-kerja Kiai NU yang membangun perdamaian, toleransi, kemanusiaan, dan keberagaman antar umat beragama tak mendapatkan publikasi yang memadai, bahkan dianggap tidak layak menjadi berita.

“Apa yang disampaikan mubaligh NU itu dianggap bukan berita menarik,” katanya.   
 
Lebih lanjut Kang Said menjelaskan, gerakan islam radikal di Indonesia tersebar di berbagai kota besar, ada di Jakarta, Bogor, Cirebon, Surabaya, Lampung, dengan menggunakan nama yayasan. Mereka ( Islam radikal – red), kata Kang Said, mendapat dana yang cukup besar dari Timur Tengah, dan kerap menyebarkan informasi melalui buletin jumat.

Kang Said berpesan kepada kader NU, untuk terus tanamkan sikap saling menghargai, menghormati dan kembangkan keadilan yang berakhlak.

Data Korban

Sementara itu data korban bom bunuh diri, mencapai puluhan orang, mereka menjalani  rawat inap di Rumah Sakit Brayat Minulyo sebanyak 3 orang yakni Gresiana (18), Soni Koeswono (32) dan Kardiana Dewi (30).

Korban yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Dr Oen Kandangsapi sebanyak 11 orang diantaranya Noviawati (27), Septi Roidik (22), Restiono (35), Yulianti (78), Defiana (18), Hariyoko (78), Febe Peling (57), Go Sing Wen (52), Stefanus Suritno (73), Febriana Puspa Dewi (44), dan Olivia Putri Yoleni (15).

Sedangkan korban rawat jalan sebanyak 8 orang yakni Fardianto (19), Belarmin Boris (18), Sugiyanto (48), Etik Murtiningsih (40), Agus Susanto (23), Yohana (15), Beni Tri (32), dan Anggraini Risti (16).

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Cecep Choirul Sholeh