Warta ISLAH PARPOL BERBASIS NU (19)

PBNU akan Netral dalam Mediasi Islah PKB

NU Online  ·  Rabu, 16 Juni 2010 | 12:23 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menegaskan akan mengambil sikap netral dalam upaya membantu memediasi proses islah diantara kelompok-kelompok PKB yang sekarang ini berseberangan.

“PBNU akan netral karena situasinya menjadi tambah ruwet jika berfihak pada salah satu kelompok,” katanya ketika menerima rombongan dari komite Islah yang terdiri dari PKB Ancol, PKB Parung dan PKNU.<>

Hadir dalam acara tersebut Lukman Edy (Sekjen PKB), Lily Wahid, Idham Cholid (Sekjen PKNU), Harmawi Taslim (PKB Parung), Ikhsan Abdullah dan lainnya.

Kang Said menyatakan, hubungannya dengan para petinggi PKB saat ini seperti Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, Lukman Edy dan lainnya semuanya berjalan dengan baik dan ia tak akan berhadapan dengan salah satu fihak.

“PBNU tak memiliki kepentingan apapun terhadap salah satu fihak dalam tubuh PKB, kecuali untuk mengembalikan kejayaan dan kehormatan PKB,” imbuhnya.

Namun ia menyatakan islah harus datang dari masing-masing kelompok yang saat ini sedang bertikai karena PBNU tak bisa berbuat-apa-apa jika diantara kelompok dalam PKB sendiri belum sepakat. PBNU dalam hal ini akan membantu dalam proses finalisasinya.

Dalam pertemuannya dengan sejumlah ulama ketika melakukan kunjungan ke daerah, ia selalu mendapat pesan agar PBNU membantu proses islah di tubuh PKB ini. Warga NU sendiri dibawah juga mengalami kebingungan dengan konflik yang menimpa PKB karena ulama yang seharusnya menjadi panutan malah bertengkar.

Kepada komite islah, Kang Said menyarankan agar keluarga Gus Dur, yang merupakan ikon NU dan PKB, dilibatkan secara intensif karena bagaimanapun juga ia adalah orang yang mendirikan dan membesarkan PKB. Demikian pula, kelompok-kelompok kunci yang saat ini belum sepenuhnya sepakat dengan islah diajak bicara.

Islah yang dilakukan, harus mampu mengorbankan sebagian kepentingan dan mengakomodir kepentingan fihak lain untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar, apalagi dengan wacana parliamentary threshold 5 persen yang menjadi ancaman bagi PKB.

Secara Emosi Masih PKB


Said Aqil juga menyampaikan bahwa ia terlibat secara penuh dalam proses pendirian PKB sebagai salah satu anggota tim lima yang ditunjuk PBNU tahun 1998 lalu. Rumahnya yang berada di Ciganjur juga menjadi tempat pelaksanaan rapat-rapat awal PKB.

Demikian pula, ketika pemilu tahun 1999, ia menjadi juru kampanye nasional yang berkeliling ke seluruh Indonesia dan berkampanye dari pagi sampai petang. Namun secara pribadi ia tak mengambil keuntungan dengan menjadi anggota DPR atau menjadi menteri ketika Gus Dur menjadi presiden.

“Secara pribadi dan emosi, saya masih ikut PKB,” terangnya menjelaskan hubungan kesejarahan dengan PKB. (mkf)