Partai Berbasis Islam belum Maksimal Perjuangkan Anggaran Pendidikan
NU Online · Jumat, 18 September 2009 | 04:39 WIB
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi berpendapat upaya pemerintah dalam membagi anggaran untuk sekolah negeri dan swasta selama ini kurang adil. Partai berbasis massa Islam yang berwenang mengesahkan APBD atau APBD juga belum maksimal memperjuangkan anggaran untuk pendidikan bagi sekolah swasta.
“Tidak harus dinegerikan tetapi diberi bantuan secara adil. Mestinya itu tidak gampang dilakukan. Ini kan kerjaanya partai Islam untuk membagi APBN, APBD dan sebagainya, jadi kalau NU sudah bekerja di bawah dengan kesadaran, tetapi siapa yang bekerja membagi keadilan anggaran kan bukan NU,” jelasnya kepada NU Online baru-baru ini.<>
Ia sependapat proses penegerian madrasah menimbulkan pengaruh positif dan negatif, jika tidak ada perubahan kurikulum, akan diuntungkan, tetapi jika berubah, akan dirugikan. “Akhirnya kita memburu gedung kehilanan pelajaran,” tandasnya.
Penegerian sekolah selama ini terjadi akibat bantuan yang diberikan antara sekolah negeri dan swasta tidak merata. “Sebenarnya swasta ini kan tidak berkewajiban langsung, tetapi berdasarkan kesadaran, seharusnya dikasih bantuan lebih banyak.” katanya.
Secara Substansi Kuat
Pengasuh pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang ini berpendapat jika dilihat dari sisi manajemen, banyak sekolah NU yang lemah, tetapi jika dilihat dari substansinya, banyak yang kuat. Ia melihat Muhammadiyah lebih baik dalam bidang manajemen sehingga seluruh pendidikan milik Muhammadiyah berlabel Muhammadiyah dan berstandar Muhammadiyah, tetapi belum tentu memuhammadiyahkan orang.
“Kalau di pesantren, mesti NU-nya. Artinya, ada kelebihan substansial. Yang penting sekarang, bagaimana kelebihan substansial ini dibarengi kelebihan material, dan ini tidak gampang karena memang berangkatnya pesantren dari orang per orang sehingga diperlukan koordinasi dan kerelaan untuk pengaturan,” terangnya.
Meskipun banyak lembaga pendidikan NU yang tidak secara resmi menggunakan nama NU, secara ajaran dan substansi tetap terikat dengan NU seperti dalam ilmu hadistnya, fikihnya, tafsirnya, tarekatnya sehingga ketika digabungkan mencerminkan ajaran NU.
“Jadi kalau dari segi ajaran, masih kokoh, yang lemah dari segi manajerial, ini yang harus dikejar supaya jauh lebih baik. Saya kira ini bisa karena kiai muda sekarang sudah berorientasi global dan nasional, mereka kiai yang bakal memimpin. Jadi tugas PBNU diantaranya bagaimana menyiapkan dan mendorong kader calon kiai sudah diorientasikan ke dunia yang lebih luas,” ujarnya.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan NU terus dilakukan, bahkan beberapa diantaranya sudah menetapkan standard internasional, salah satunya sekolah Khatidjah di Surabaya. Sekolah yang sudah bertaraf baik diharapkan bisa menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lainnya. (mkf)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua