Menurunnya suara partai-partai Islam atau parpol berbasis massa Islam dalam pemilu 2009 lalu antara lain akibat kehilangan tokoh-tokoh besarnya seperti dalam pemilu sebelumnya.
Sebutlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi parpol terbesar ketiga di era reformasi dengan 13 % suara setelah Golkar dan PDIP pada pemilu 1999 adalah tidak lepas dari figur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Demikian pula PAN tidak lepas dari HM Amien Rais. Juga PPP dan PKS. Sehingga sekarang ini, parpol Islam tersebut belum mampu melahirkan tokoh kelas satu di Indonesia.<>
“Tantangan khususnya secara internal selain berpotensi konflik, identitas Islam justru menjadi beban dan bukan sebagai kelebihannya. Akibatnya identitas keislaman itu makin mempersempit gerak dan langkah politiknya sendiri. Tantangan lainnya adalah tidak soliditasnya kinerja antara tokoh yang ada di eksekutif dan parlemen. Khusus PPP potensi konfliknya besar dan memang tidak akan pernah solid sejak Orde Baru,”tandas M. Qodari dari Indobarometer bersama Ketua PKS Mahfudz Shiddiq dan Wakil Sekjen DPP PPP Romahurmuzy (Romy) dalam dialog “Suara Parpol Islam Menurun” di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Selasa (15/6/2010).
Karena itu ke depan lanjut M Qodari, mampukah parpol Islam bersaing dengan parpol nasionalis. Apalagi terbukti dalam sejarah politik Indonesia, parpol Islam belum pernah berkuasa di Indonesia.
Dalam survei Indobarometer tentang parpol Islam dengan mengajukan pertanyaan terbuka kepada publik, ternyata jawaban tertinggi adalah partai yang berasaskan Islam (28,3%); partai yang mayoritas pemilihnya Islam (24,2%), partai yang didirikan ormas Islam (15,8%), dan partai yang pengurusnya seluruhnya orang Islam (5,8%).
Tentang partai mana yang dipersepsi publik umum sebagai partai Islam? Ternyata partai yang paling tepat disebut sebagai partai Islam adalah PPP (40,8%), disusul oleh PKB (35,9%), PKS (34,1%), PAN (23,6%), dan PBB (8,2%).
Meski PPP merupakan partai dengan citra parpol Islam terkuat, ternyata PPP bukan partai Islam dengan dukungan terbesar, baik di antara semua parpol (termasuk yang nasionalis), maupun di antara parpol Islam itu sendiri (baik parpol yang berasaskan Islam atau pun berbasis massa Islam). Posisi PPP di antara semua partai kini no.8 dan di antara sesama partai Islam hanya no. 4 (setelah PKB, PKS, dan PAN).
Sementara itu Romy berpendapat tidak konsistensinya perilaku pimpinan parpol Islam tidak lagi sesuai harapan umat dan kehilangan figur intelektual seperti Gus Dur. Karena itu figur SBY kemudian menjadi alternatif kaum ibu dalam pilpres 2009.
“Figur intelektual sekarang malah banyak yang menjabat di BUMN dan birokrasi sehingga jauh dari umat. Padahal, umat membutuhkan figur moralis intelektual. Oleh sebab itu parpol Islam harus mempelajari perilaku keberagamaan umat sebagai upaya untuk mengembalikan suara umat kepada parpol Islam,” tutur politisi PPP ini. (mnf)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua