Para kiai NU, jangan terlalu tenggelam dalam permainan politik. Sebab, jika NU sudah terseret arus politik, maka umat yang akan menjadi korban. Demikian salah satu butirtausiyah yang disampaikan KH. Agoes Ali Masyhuri, pengasuh Ponpes Bumi Shalawat, Tulangan, Sidoarjo, dalam acara Haul & Harlah ke-83 NU di alun-alun Jember, akhir pekan lalu
Menurutnya, saat ini para kiai NU banyak yang larut dalam permaian politik, sehingga lupa tugas utamanya, yaitu membimbing umat. “Itulah sebabnya kenapa doa kiai dulu sangat mustajab, dan kiai sekarang tidak. Kareana kiai sekarang sudah terlalu jauh memikirkan dunia,” katanya.<>
Kendati demikian, Gus Ali sapaan akrabnya -tidak menampik bahwa NU butuh perlindugan politik. Dikatakannya, untuk menjalankan dan mensukseskan berbagai program, NU juga perlu dukungan politik. Namun, tambahnya, jangan kianya yang terjun langsung untuk memperjuangkan politik.
“Berikan tugas politik itu kepada kader-kader muda NU yang memang mempunyai kemampuan,” ungkapnya sambil menegaskan bahwa NU sudah mempunyai kapling tugas tersendiri, yaitu dakwah dan pendidikan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati Jember, Muhammad Zainal Abidin (MZA) Djalal menandaskan, pihaknya siap mendukung program-program NU. Apa yang menjadi tujuan NU, katanya, secara tersirat sudah ada dalam salah satu butir Pancasila, sehingga program NU harus didukung.
“Makanya saya tegaskan kalau Pemkab tidak mendukung NU, itu salah,” jelasnya.
Bupati Djalal juga menyatakan dirinya adalah bagian dari warga NU. Karena itu, ia berharap agar warga nahdliyyin mengenali dirinya sebagai pemimpin Jember yang kebetulan juga warga nahdliyyin. “Kalau sudah sama-sama tahu dan kenal, ‘kan progam (NU) bisa berjalan,” terangnya.
Acara tersebut dihadiri ribuan orang. Namun terik sinar matahri yang cukup menyengat, nampaknya membuat hadirin menghindar untuk mengambil posisi di tengah alun-alun yang tanpa tenda. Mereka lebih memilih bernaung di bawah tenda yang dipasang ke dua sisi alun-alun. Lebih seratus kiai mengisi panggung utama, dan juga tokoh Parpol. Tapi KH Khotib Umar dan KH Muchit Muzadi, tidak hadir karena kesehatan keduanya kurang prima (ary).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua