Jakarta, NU Online
Pancasila sebagai ideologi Indonesia harus diteguhkan keberadaannya secara bersama-sama, termasuk dari kalangan agamawan untuk menghadapi tarikan-tarikan ke kiri dan ke kanan baik oleh ideologi sekulerisme maupun ideologi agama.
“Saat ini orang dimana-mana mencaci-maki Pancasila dan berusaha merubahnya sesuai dengan keinginannya masing-masing” Demikian ditandaskan oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi saat menerima tamu dari Action by Church Together Simon Sengkerij dan Yayasan Tanggul Bencana Djunijarto di PBNU, Rabu.
<>Reformasi yang tanpa disertai dengan konsep dan hanya upaya untuk melakukan perlawanan terhadap orde baru telah melahirkan banyak masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Dalam hal ini, para tokoh agama harus turut berperan sebagai play maker walaupun bukan sebagai player.
Namun demikian, peran utama harus pada kepemimpinan nasional karena merekalah yang menentukan kebijakan nasional. “Kalau kita hanya bisa membantu dalam aspek kemanusiaan yang berada di hilir. Kalau masalahnya di hulu belum selesai, maka nanti bisa ketimpa lagi dari atasnya,” tambahnya.
Kongres I Pemuka-Pemuka yang saat ini tengah diselenggarakan pada 22-24 Agustus di Jakarta juga membahas aksi bersama umat beragama dalam merancang keberagaman umat ke depan supaya beragama secara dewasa, Pancasila sebagai etika bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan merumuskan aksi bersama umat beragama menghadapi tantangan global dan tantangan internal bangsa.
Sebelumnya dalam Munas NU 28-30 Juli 2006 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya NU telah mengeluarkan maklumat untuk mendukung Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya ideologi yang secara dinamis dan harmonis dapat menampung nilai-nilai keanekaragaman agama maupun budaya, sehingga Indonesia kokoh dan utuh tidak terjebak menjadi negara agama (teokrasi) maupun menjadi negara sekuler yang mengabaikan nilai-nilai agama.
Sepanjang sejarah Republik Indonesia, setiap upaya mempersoalkan Pancasila sebagai ideologi negara apalagi upaya untuk menggantikannya, terbukti senantiasa menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa dan secara realistis tidak menguntungkan umat Islam sebagai mayoritas bangsa. (mkf)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua