Warta

Palestina: Dunia Harus Buka Mata

NU Online  ·  Selasa, 29 Desember 2009 | 03:58 WIB

Jerussalem, NU Online
Dikritik Palestina dan dikecam sekutunya, Amerika, rupanya tak membuat Israel kendur. Negeri Yahudi ini tetap ngotot bakal membangun permukiman baru di Jerusalem Timur. Bahkan, jumlahnya disebut-sebut hampir mencapai 700 apartemen baru.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan, bahwa pelambatan pembangunan pemukiman Tepi Barat beberapa minggu yang lalu dengan harapan membawa Palestina kembali ke meja perundingan. Tetapi, hal itu tidak berlaku untuk pembangunan pemukiman di Jerusalem timur, daerah yang sensitif untuk warga Yahudi, Muslim dan Kristen.<>

"Kami membuat perbedaan antara Tepi Barat dan Jerusalem. Jerusalem adalah modal kami dan akan tetap seperti itu," kata juru bicara pemerintah, Mark Regev.

Kementerian Perumahan menyatakan telah menyetujui total 692 apartemen baru di tiga pemukiman Yahudi yang ada dan telah dihuni oleh puluhan ribu orang.

Israel memang tidak mempertimbangkan lingkungan Jerusalem timur menjadi pemukiman. Seperti diketahui, daerah ini adalah daerah yang dicaplok timur dalam perang Timur Tengah tahun 1967. Masyarakat internasional tidak mengakui aneksasi Israel atas daerah ini.

"Kami mengutuk kebijakan Israel yang melanjutkan kegiatan pemukiman. Kami berharap hal ini akan membuka mata pemerintah AS dan anggota-anggota lain dari masyarakat internasional," kata pejabat Palestina, Saeb Erekat.

Palestina telah menolak untuk membuka kembali perundingan damai yang rusak setahun yang lalu, sampai Netanyahu menghentikan semua pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Jerusalem. Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat telah berusaha untuk membawa pihak bersama-sama ke meja perundingan, namun lagi-lagi digagalkan oleh Israel.

Seorang pejabat Israel mengatakan pemerintah telah memberitahu Obama tentang rencana pembangunan terbaru. Namun, seorang pejabat AS mengatakan pembangunan itu adalah pukulan bagi upaya perdamaian. "Kami merasa bahwa tindakan sepihak Israel menyulitkan orang untuk kembali bersama di meja, dan itulah tujuan kita," kata pejabat itu.

Netanyahu mengumumkan penundaan penyelesaian pembangunan pemukiman pada bulan lalu untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai dengan Palestina. Namun Palestina menolak karena hal itu tak mempengaruhi pembangunan Jerusalem timur yang sudah menyelesaikan 3.000 apartemen. (ant/mad)