Pagar Nusa: Walisongo Kawinkan Ilmu Beladiri dengan Islam
NU Online · Rabu, 28 Maret 2012 | 14:21 WIB
Jakarta, NU Online
Walisongo menyebarkan Islam di tanah Jawa dengan pendekatan kultural. Mereka menggunakan budaya sebagai media dakwah. Budaya tersebut kemudian diberi nafas Islam. <>
Demikian disampaikan salah seorang Pengurus Pusat Pagar Nusa, Gus Yusuf yang dikenal dengan julukan Ki Cokro Santri, selepas acara soft launching Pagar Nusa 2012 di Museum Fatahillah, Jakarta, akhir pekan lalu.
“Misalnya Raden Said yang dikenal Sunan Kalijaga, yang memberikan nafas Islam dalam pagelaran wayang. Wayang itu kan berbasis cerita Mahabarata yang berisi ajaran Hindu-Budha. Kemudian, dengan media yang sama, ajarannya diganti unsur-unsur Islam. Lahirlah istilah jimat kalimosodo,” jelasnya.
Begitu juga dalam ilmu beladiri, lanjut Gus Yusuf yang merupakan pengasuh Paguron Sapujagad yang bernaung di Pagar Nusa ini, Walisongo juga melakukan hal serupa.
“Ilmu Bandungbondowoso dan Rawarontek misalnya, pada mulanya adalah ilmu-ilmu dari ajaran pra-Islam. Tapi kemudian Walisongo mengawinkannya dengan Islam. Maka muncullah kalimah Allah dalam bacaan ilmu itu,” tambahnya.
Menurut Gus Yusuf, hal itu merupakan kerarifan dari Walisongo dalam menyikapi situasi masyarakat pulau Jawa pada waktu itu.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua