Warta

NU Sumsel Hadapi Problem Menjamiyahkan Jamaah

NU Online  ·  Rabu, 13 Juli 2005 | 03:50 WIB

Sumsel, NU Online
Pada dasarnaya masyarakat Sumetera Selatan (Sumsel) sebagaimana  umumnya masyarakat islam Nusantara adalah masyarakat Sunni yang bermazhab Syafii atau salah satu dari empat mazhab. Pada umumnya mereka itu penganut tarekat atau setidaknya percaya pada jalan tarekat walaupn tidak mengamalkannya. Mereka itu pada umumnya merupakan basis cultural dari komunitas NU. Karena akidah, ubudiyah dan tatacara pergaulan social adalah tatacara yang selama ini menjadi identitas NU. Tetapi dalam kenyataannya masyarakat Sumsel yang sebagian Sunni dan berNU secara jamaah itu masih sulit untuk dijam’iyahkan (diorganisasikan). Demikian hasil pembicaraan NU Online dengan Ketua Umum Tanfidziyah Wilayah Sumsel H. Mal an Abdullah di kantornya beberapa waktu yang lalu.

Keterlibatan beberapa aktivis NU dalam kepengurusan dewan masjid dan lembaga keagamaan yang lain, menjadikan Islam Sunni Syafii semakin kuat, maka problemnya sekarang tinggal mengenalkan mereka dengan jam’iyah NU, akar potensi mereka bisa digerakkan untuk kemajuan umat Islam di wailayah itu. Langkah itu menurut dosen Fak Syariaah IAIN Raden Intan itu sebagai keharusan agar umat Islam tidak terjerumus pada eklusiviame dan ektremisme. "Maka tugas Nu adalah menjaga keseimbangan dalam kehidupan bvangsa ini” tandasnya.

<>

Pandangan ketua wilayah itu diperkuat oleh H Ramli Fauzi, ketua Tanfiziyah Cabang Lahat, “Hampir semua lembaga pengajian yang saya kelola adalah para pengikut Sunni-Syafii, tetapi masih sulit mentarnsfer kesadaran cultural dam beragama ini menjadi kesadaran social, untuk diwadahi dalam organisasi yang lebih ketat, untuk mengefektifkan perannya.” ujar Fauzi

Namun alumni pesantren Tebuireng itu optimis, melalui sebuah sosialisasi yang intensif masyarakat Sunni-Syafii akan bisa diorganisasikan melalui NU, sebagai jaringan Islam moderat yang akan membawa citra agama cinta damai. Sebagaimana H Mal an, ia melakukan sosialisasi dan konsolidasi NU melalui lembaga keagamaan yang ada di wilayah itu. Denbgan demikian NU akan lebih mudah diterima, karena memang sesuai dengan kebutuhan duniawi dan ukhrawi mereka ( nal)