NU Sumbar: Momen Tahun Baru Hijrah Lakukan Perubahan
NU Online · Ahad, 27 November 2011 | 13:08 WIB
Padang, NU Online
Momentum tahun baru hijrah 1 Muharram 1433 harus dimanfaatkan umat Islam untuk melakukan perubahan dalam kehidupannya. Hal ini penting karena momentum awal tahun hijrah bagi perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan Islam amat penting artinya. Yakni kepindahan Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah, sehingga pengembangan Islam berjalan lebih baik dari sebelumnya.
Rais Syuriyah PWNU Sumbar Prof Dr H Asasriwarni, MH menegaskan hal itu pada tablik akbar dalam rangka menyambut tahun baru hijrah 1 Muharram, Sabtu (26/11/2011) malam di Masjid Raya Teluk Bayur. Tablik akbar yang dihadiri lebih dari 400 jamaah tersebut diadakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Padang.<>
Menurut Asasriwarni, ada tiga kelompok umat dalam menyambut tahun baru hijrah. Pertama, kelompok yang celaka. Yakni mereka yang tahun ini lebih jelek kehidupan beragamanya disbanding tahun sebelumnya. Kedua, kelompok yang merugi. Dimana tahun ini kehidupan beragamanya sama dengan tahun sebelumnya. Ketiga, kelompok orang yang beruntung. Yakni mereka yang tahun ini lebih baik kehidupan beragamanya disbanding dengan tahun sebelumnya.
“Kita tentu berharap termasuk orang yang beruntung. Untuk itu, harus ada upaya peningkatan kehidupan keagamaan setiap umat dari tahun ke tahun,“ kata Asasriwarni yang juga Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang ini.
Terkait krisis moral yang saat ini mengkuatirkan semua pihak, menurut Asasriwarni, solusinya harus ada sinergi 4 R. Yakni sinergi Rumah tangga, Rumah sekolah, Rumah ibadah dan Rumah masyarakat. Artinya, apa yang diajarkan di rumah tangga, di sekolah, di rumah ibadah (masjid/musalla) dan di tengah masyarakat haruslah bersinergi. Saat ini banyak nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dan rumah ibadah, tapi tidak lagi ditemui nilai-nilai tersebut dilaksanakan di tengah masyarakat maupun di rumah tangga.
“Setiap pemimpin dimana pun berada, seharusnya memberikan contoh yang baik. Kenyataan sekarang, banyak pemimpin tidak memberikan contoh yang baik,“ katanya.
Dalam sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw, tahun baru hijrah yang ditandai dengan hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah telah melakukan berbagai perubahan. Diantaranya, nama kota Yastrib diganti dengan nama kota Madinah. Pertama kali sampai di Madinah, Nabi membangun masjid Quba, mewujudkan persaudaraan kaum Ansor (penduduk Madinah) dengan kaum Muhajirin (penganut Islam dari Mekkah). Selain itu, juga melahirkan piagam Madinah, dimana negeri yang semula dihuni kaum kufur berganti dengan umat beriman.
“Perjuangan Nabi Muhammad Saw tersebut perlu lebih diketahui oleh umat. Sehingga pemahaman keagamaan umat tidak sempit dan mau menang sendiri,“ tambah Asasri.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Bagindo Armaidi Tanjung
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NU
5
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua