Tumbuhnya berbagai organisasi keagamaan Islam baru di Indonesia pasca reformasi menjadi tantangan bagi NU untuk mempertahankan jamaahnya. Namun demikian, NU masih tetap marketable atau layak dilirik karena memiliki nilai moderasi dan toleransi yang menjadi pegangan umat Islam di Indonesia.
Demikian dikatakan oleh Ketua Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dalam dialog pra kongres IPPNU di gedung PBNU, Selasa (7/4). Ia mengaku memiliki banyak teman Kristen atau Katolik, tetapi mengaku NU karena memiliki nilai moderasi dan toleransi yang melindungi semua fihak.<>
“Indonesia membutuhkan elemen moderasi dan toleransi dan di sini ada NU. Ini yang harus kita jelaskan kepada anak-anak muda dan kita bisa menyasar kalangan moderat non pesantren di Indonesia,” jelasnya.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini berpendapat, ada kelompok umat Islam yang masih dikategorikan pada blank area, yang belum memiliki keterikatan pada ormas Islam tertentu.
“Mereka mengaku pokoknya Islam, yang penting sholat dan puasa, apalagi tidak punya dasar pendidikan agama, mereka kelompok yang bisa menjadi sasaran kaderisasi IPPNU, dan tak lupa menjaga kader yang sudah ada dari pesantren,” imbuhnya.
Strategi ini juga dilakukan di Muslimat NU. Beberapa orang berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan Muslimat NU, meskipun mereka awal dalam pengetahuan agama.
“Awalnya memang ada masalah terkait kemampuan agama, tetapi kemudian kami memberi pengajian tiap Jum’at keempat, dan sekarang kemampuan mereka sudah meningkat pesat,” tandasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Abi Mudi Samalanga Dianugerahi Penghargaan Kategori Ulama Berpengaruh di Aceh
Terkini
Lihat Semua