Warta

NU Jatim Akan Keluarkan Tausiyah Dukung PKB

NU Online  ·  Rabu, 11 Februari 2004 | 11:16 WIB

Jakarta, NU.Online
PWNU Jatim akan mengeluarkan "tausiyah" (arahan) kepada warga "nahdliyyin" untuk memberikan dukungan kepada partai politik yang didirikan oleh para ulama, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Masalah itu tercetus dalam pertemuan antara Rois Syuriah PWNU Jatim KH Masduqi Mahfudh, Ketua PWNU Jatim KH Drs Ali Maschan Moesa MSi, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jatim KH Anwar Iskandar (Gus War), dan Ketua DPW PKB Jatim Drs H Choirul Anam di kantor PWNU Jatim, Surabaya, Rabu (11/2).

<>

"PWNU Jatim akan mengeluarkan taushiyah kepada warga nahdliyyin di Jatim untuk menyesuaikan dengan keputusan Muktamar NU di Lirboyo Kediri. NU diharapkan memberikan dukungan kepada partai yang kelahirannya dibidani oleh NU," kata Gus War seusai pertemuan rutin.

Dalam pertemuan itu, katanya, NU menginginkan agar PKB di Jatim tetap besar, karena itu pertemuan tersebut menegaskan masalah tiga tata hubungan NU dengan PKB, yakni secara historis, kultural dan aspirasi. "Secara historis dan kultural hubungan dengan PKB sudah selesai, karena itu yang akan kita bicarakan lebih lanjut adalah masalah aspirasi. Kita akan bentuk tim untuk memperjelas hubungan antara NU dengan PKB yang muaranya pada hubungan saling memberi manfaat," katanya.

Mengenai beberapa kiai yang keluar dari PKB, yakni KH Fawaid As’ad Syamsul Arifin dan KH Mutawakkil Alallah, ia mengatakan tidak banyak dibahas dalam pertemuan tersebut. Hanya saja, katanya masalah tersebut dianggap sebagai perbedaan biasa dalam sebuah organisasi. "Itu kami anggap sebagai bagian dari dinamika organisasi. Namun demikian kita akan upayakan untuk kembali melakukan pendekatan, baik melalui jalur NU maupun PKB," katanya.

Sementara Ali Maschan juga mengatakan NU berharap agar PKB di Jatim tetap besar. Persoalannya adalah bagaimana PKB mengadakan pendekatan kepada kiai agar hubungan partai tersebut dengan ulama lebih harmonis. "Soal keluarnya Kiai Fawaid dengan Kiai Mutawakkil itu kan masalah komunikasi," kata dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu. (cih)