Warta

NU Jateng: Akan Tumbuh Gus Dur-Gus Dur Lain

NU Online  ·  Senin, 4 Januari 2010 | 03:43 WIB

Kota Tegal, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, Dr H Moh. Adnan MA meminta kepada warga NU tidak perlu gelisah dengan kepergian KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pasalnya akan tumbuh Gus Dur-Gus Dur lain yang tetap konsisten memperjuangkan Pluralisme.

“NU memiliki stok yang kelak mempejuangkan pluralisme selain Gus Dur. Insya Allah akan tumbuh Gus Dur-Gus Dur lainnya,” ungkap Moh. Adnan saat melantik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tegal masa bakti 2008-2013, di Pendopo Ki Gede Sebayu, Kota Tegal, Jawa Tengah Ahad (3/1.<>)

Menurutnya, selama ini banyak orang menilai Gus Dur sinis, karena statemennya yang seringkali menimbulkan kontroversi. Namun itulah kehebatan Gus Dur, seorang tokoh NU dan bapak pluralisme. “Kalau statemennya tidak ada menimbulkan kontroversi, tentunya orang tersebut bukan tokoh, di situlah hebatnya Gus Dur,” ungkap Adnan.

Ditambahkan, Gus Dur adalah pembela semua umat, ia tidak memandang agama maupun golongan. Dengan Islam ahli sunnah waljamaah, Gus Dur disebutkan sebagai ‘Bapak Pluralisme’. Bahkan DPR telah mengusulkan agar Gus Dur menjadi pahlawan nasional. “Sebagai warga NU tentunya kita bangga, mempunyai bapak seperti beliau,” ujarnya.

Adnan menegaskan, apa yang telah dirintis oleh Gus Dur, warga NU harus bisa menarik garis, bahwa yang benar harus ditegakan.

Adnan juga berharap kepada Pengurus NU yang baru dilantik jangan seperti bulan purnama. Artinya, memberi penerangan hanya dalam satu bulan sekali. “Itupun kalau kebetulah suasananya kondusif. Tapi kalau lagi musim hujan, tentu tak kelihatan,” ujarnya berfilosofi yang disambut ger.

Pengasuh Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) PBNU KH Mustofa Aqil Siradj menyampaikan tausiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Majelis Tarbiyatul Mubtadi’in, Kempek, Cirebon, Jawa Barat itu memberikan gambaran tentang pentingnya pengabdian tidak setengah-setengah.

Sebagaimana dicontohkan para sahabat Nabi yang dengan ketabahan dan perjuangannya sepenuh hati menjaga Nabi SAW. “Kita pun perlu menjaga ulama dengan selalu dekat dan menjaganya dengan sepenuh hati,” ajaknya.

Ketua panitia, Drs Purwahyo ketika dikonfirmasi terkait keterlambatan pelantikan PCNU Kota Tegal yang sempat molor hingga dua tahun mengatakan, pihaknya tidak tahu karena itu wewenang PBNU yang menandatangani SK. “SK baru turun pada bulan Agustus 2009, Meski sekarang baru dilantik namun pengurus telah bekerja sesuai program-programnya,” terang Purwahyo.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tegal, Dr H Basukiyatno keterlambatan pelantikan justru membuat matang para pengurus. “Ibarat buah yang masih ranum, agar matang maka disimpan dulu,” ujarnya.

Meski tahapan pemilihan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Tegal sudah tersusun lebih kurang dua tahun lalu, tapi kepengurusannya baru dilantik. Barangkali, inilah salah satu keunikan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bernama NU. (was)