Warta

NU Jabar: Nabi Palsu Tidak Lahir Bila Umat Terayomi

NU Online  ·  Kamis, 7 Mei 2009 | 09:42 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat (Jabar) Dedi Wahidi menegaskan bahwa munculnya nabi atau rasul palsu, yang beberapa kali terjadi diyakini tidak terjadi bila umat Islam terayomi dan mendapatkan pembinaan dari ulama.

"Bila umat (Islam) terayomi dan merasa ada yang mengurus, kejadian munculnya nabi atau rasul palsu itu tak akan terjadi. Tentu saja ini menjadi tugas ulama NU juga untuk menyikapinya," katanya di Bogor, Kamis (7/5), pada pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor masa bakti 2008-2013.<>

Dr Ir Aji Hermawan, MM, seorang pakar sumberdaya manusia (SDM) Institut Pertanian Bogor bersama jajaran tanfidziah dan syuriah resmi dilantik untuk memimpin PCNU Kota Bogor.

Ia mengatakan bahwa di kawasan penyangga ibukota seperti Bogor dan Depok, jumlah penduduk yang terus bertambah dengan kompleksitas masalah sosial yang dialami warganya.

Apabila masalah sosial warganya --yang mayoritas adalah umat Islam-- tidak memperoleh jalan keluar dari kalangan ulama, maka umat akan mudah jatuh pada sosok-sosok lain, yang kemudian dikenal dengan nabi atau rasul palsu itu.

Kasus munculnya nabi palsu itu, katanya, ternyata lahir di Bogor maupun Depok, sehingga hal itu menunjukkan bahwa umat belum mendapatkan pengayoman memadai dari kalangan ulama.

"Inilah yang menjadi tugas ulama, termasuk jajaran NU di daerah untuk menyikapinya, serta perlunya strategi dakwah bagi umat yang mudah diterima dan kemudian mendapatkan pengajaran Islam yang semestinya," katanya.

Pada bagian lain, Dedi juga menekankan perlunya kalangan "nahdliyin" --julukan populer warga NU-- untuk membenahi dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga pendidikan milik NU.

Ia mencontohkan bahwa tidak sedikit anak-anak keluarga NU di berbagai daerah di Tanah Air, bahkan menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang non-Muslim karena memang lebih berkualitas ketimbang sekolah yang dikelola umat Islam sendiri.

"Artinya, kita mensubsidi pendidikan orang lain yang berkualitas itu. Padahal, bila lembaga pendidikan NU berkualitas, maka anak-anak keluarga NU itu akan mendapatkan kualitas pendidikan yang semestinya. Untuk itu, sudah saatnya dipikirkan tentang hal ini," katanya.

Secara khusus ia meminta kepada Ketua PCNU Kota Bogor yang baru Aji Hermawan, dengan segala pengalamannya dengan program pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM), untuk membantu memikirkan hal itu, sehingga ke depan NU memiliki kualitas pendidikan yang dibutuhkan.

Bahkan, ia meminta pengurus NU Kota Bogor agar melakukan studi banding ke sekolah NU yang dikelolanya di Kabupaten Indramayu, yang telah memakai parameter kualitas pendidikan baik, sehingga kini diminati masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. (ant/mad)