Warta

NU harus Mengarah pada Pendidikan Berbasis Sistem, bukan Figur

NU Online  ·  Rabu, 15 Agustus 2007 | 14:50 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama, sudah saatnya NU mengembangkan pendidikan yang berbasis pada sistem, bukan lagi pada figur yang memimpin.

Demikian dituturkan oleh Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan dalam acara rapat koordinasi Lembaga Pendidikan Maarif NU yang diselenggarakan di hotel Sofyan, Selasa (14/8).

<>

Dikatakan oleh Mantan Menteri Agama ini bahwa keberadaan pesantren sebagai sistem pendidikan yang banyak dikelola oleh warga NU masih sangat menggantungkan diri pada figur kiai yang memimpinnya.

“Jika kiai memiliki kharisma yang tinggi, maka santrinya akan sangat banyak, tetapi belum tentu hal ini bisa bertahan jika pengelola pesantren tersebut sudah berganti,” tuturnya.

Banyak sekali contoh pesantren yang dulu sangat besar dan disegani tetapi belakangan ini mengalami penyusutan karena pergantian kepemimpinan yang oleh masyarakat kualitasnya dianggap tidak sama dengan pendahulunya. Hal sebaliknya juga terjadi, meskipun pesantrennya baru, tetapi kiainya dianggap memiliki kelebihan tertentu, maka dengan segera, akan terjadi peningkatan jumlah santri.

Dalam pendidikan yang sudah mengandalkan sistem manajemen modern, maka kualitas pendidikan dan pengajaran ditentukan oleh kurikulum dan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada seperti adanya guru yang berkualitas, laboratorium, peralatan yang memadai dan lainnya.

“Jadi ketika kepala sekolah ganti, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut,” paparnya.

Pendiri Universitas Islam Malang ini juga menuturkan bahwa pengelola lembaga pendidikan saat ini tak boleh main-main dengan kualitas sekolahnya agar tetap bias eksis di masyarakat.

“Jika kualitas sekolah sudah menjadi kebutuhan, maka ikatan primordial akan berkurang dibandingkan dengan mutu sekolah,” katanya.

Untuk membangun sekolah yang baik, tiga modal pokok yang harus dipenuhi adalah aspek financial, intelektual dan jaringan.

Kiai Tolhah menuturkan bahwa saat ini ia tengah berupaya mengambangkan SMK berbasis pesantren atau pesantren teknologi untuk menyiapkan para generasi muda NU agar bisa terjun ke bidang tersebut. (mkf)