Warta

NU DKI Lantik Pengurus NU Se-Kepulauan Seribu

Senin, 15 Agustus 2011 | 06:07 WIB

Jakarta, NU Online
Di tengah kendala geografis dan sulitnya transportasi antarpulau, jemaah Nadhliyin di Kepulauan Seribu berhasil melakukan regenerasi organisasi, mulai Pengurus Cabang, Wakil Cabang, Ranting hingga Anak Ranting.

Semula, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah kepulauan dengan penduduk 21 ribu jiwa ini hanya ada dan berkembang di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Saat ini sudah berkembang di sejumlah pulau berpenduduk lain.
<>
“Di sebelas pulau berpenduduk, total pengurus NU di kepulauan Seribu berjumlah sekitar 600 orang,” kata Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang NU (PCNU) Kepulauan Seribu Mawardi Abdul Ghani.

Pernyataan itu disampaikan mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat ini dalam Pelantikan Pengurus Majelis Wakil Cabang, Ranting dan Anak Ranting Nahdlatul Ulama se-Kepulau Seribu, Sabtu (13/08). Di wilayah dengan 110 pulau, 11 pulaunya pulau berpenduduk, saat ini sudah terdapat enam Ranting dan 24 Anak Ranting NU. 

“Memperkuat organisasi dengan kendala geografis Ini tak mudah. Tapi, kami bersyukur sekarang ini organisasi NU di pulau lainnya sudah mulai bangkit,” tambahnya.

Ke depan, lanjut Mawardi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan wawasan ke-NU-an agar pengurus NU benar-benar mengerti dan memahami dasar-dasar keagamaaan ahlusunnah waljamah secara menyeluruh. “Supaya tidak separuh-separuh,” terangnya.

Acara yang digelar di Masjid Nurul Huda Pulau Tidung itu dihadiri lebih dari 600 orang. Selain Pulau Tidung, mereka datang dari Pulau Kelapa, Harapan, Panggang, Pari, Payung, dan Lancang dengan menyewa kapal tradisional.

“Dari Kelapa kami datang bersama 100-an orang,” kata salah seorang peserta dari pulau Kelapa saat baru tiba di Pelabuhan Betok, Pulau Tidung. Untuk tiba ke pulau seluas 50 hektar itu, mereka harus menyebarang selama sekitar 1.5 jam.

Selama ini transportasi antarpulau memang masih jadi kendala. Tak ada angkutan khusus antarpulau. Untuk ke pulau-pulau berpenduduk, masyarakat biasanya ikut menumpang kapal nelayan yang memang akan ke pulau-pulau berpenduduk itu. Kalau tidak ada, mesti menyewa. Transportasi di Kepulauan Seribu lebih mudah jika rutenya dari pulau ke Jakarta, ketimbang antarpulau.

“Zaman sudah merdeka begini, angkutan layak antarpulau belum ada. Sebagai anggota DPD saya akan suarakan ini. Angkutan antarpulau harus ada,” kata Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta Djan Faridz. Djan juga anggota anggota DPD dari daerah pemilihan DKI Jakarta.

Melihat perkembangan positif NU di wilayah berpenduduk 21 ribu jiwa itu, Djan gembira. “Ini bentuk kepedulian dan pengabdian kita untuk umat. Semoga Islam Ahlussunah Waljamah akan terus berkembang,” katanya. Djan juga berjanji akan mengunjungi pengurus-pengurus NU di pulau-pulau lain.

Dalam sambutannya, Djan menawarkan kepada pengurus dan warga NU program yang tengah dirintisnya, yaitu pembuatan kartu anggota NU alias Kartanu yang juga didesain sebagai kartu asuransi. Program itu menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Dengan menyetor 50 ribu, anggota mendapatkan kartu sekaligus asuransi.

“Yang meninggal akibat kecelakan bisa mendapat asuransi sebesar 6 juta rupiah,” katanya memberi contoh.

Selain Djan, acara ini dihadiri wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Imdadun Rahmat, MA. Mewakili Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, Imdad didapuk memberi tausiyah menjelang buka puasa.

Dalam tausiyahnya, mantan pengurus Lakpesdam NU ini menjelaskan mengenai prinsip-prinsip keagamaan Ahlusunnah Waljamaaah yang perlu dijalankan pengurus NU di berbagai tingkatan sebagaimana sudah diikrarkan dalam acara pelantikan.

“Sebagai organisasi moderat NU mengedepankan prinsip-prinsip toleransi dan menjunjung semangat keilmuan yang diwariskan dari para ulama melalu kitab kuning-kuing,” tandasnya.

Sikap keagamaan ini amat relevan di tengah fenomena banyaknya kelompok-kelompok yang mudah mengkafirkan dan membida’ahkan.

Selain pelantikan acara ini juga diisi dengan pembacaan shalawat badar, pemberian santunan PWNU DKI bagi puluhan anak yatim dan bingkisan sarung untuk pengurus NU se-Kepulauan Seribu.

Redaktur: Mukafi Niam
Kontributor: Alamsyah M Dja’far