Warta

NU Australia Gelar Tahlil Kubro Untuk Gus Dur

NU Online  ·  Kamis, 7 Januari 2010 | 15:12 WIB

Canberra, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia dan Selandia Baru (PCINU ANZ) bersama Kedutaan Besar RI di Canberra, menyelenggarakan  peringatan 7 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid dengan menggelar acara tahlil kubro dan doa lintas pemuka agama di Canberra, Rabu (6/1).

H Zahrul Muttaqien sebagai wakil ketua PCINU memimpin doa tahlil dan H Taufiq Prabowo, mustasyar PCINU ANZ  memimpin doa mewakili umat Islam. Pendeta Desy Lewan STH mewakili umat Protestan, Jack Masay mewakili umat katolik dan Hindu diwakili oleh I Ketut Sudiasa.<>

Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Bapak Aliu Primo Joelianto, dan pemuka agama dari Kristen Protestan, Katholik, dan Hindu.

Dalam Sambutannya Duta Besar menyampaikan rasa duka dan kehilangan yang sangat dalam atas kepergian KH Abdurahman Wahid untuk menuju sang Khalik.

“Apa yang diperjuangkan oleh Gus Dur ketika menjabat sebagai Presiden RI ke 4, yaitu tentang toleransi, pluralism dan kebebasan beragama sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan dunia internasional,” demikian Duta Besar Primo Joelianto dalam sambutannya.

Sementara itu, Eko Zuhri Ernada selaku ketua PCINU ANZ, mengatakan bahwa,Gus Dur telah menjadi milik bangsa Indonesia, bukan saja warga NU, wafatnya Gus Dur adalah kehilangan terbesar bagi bangsa ini. “Kita telah kehilngan seorang Guru Bangsa, Kyai dan tauladan yang tidak ada hentinya mengajarkan pentingnya  makna pluralism di tengah berkembangnya kehidupan demokrasi di Indonesia” sambung Eko Ernada

Dalam Kesempatan Lain Greg Barton, professor pada Monash University dan penulis biografi Gus Dur mengatakan, Australia kehilangan salah satu teman terbaik di Asia Tenggara dengan wafatnya mantan presiden Indonesia Abdurrahman Wahid.

Menurutnya, sebagai seorang tokoh yang kontroversial, terutama sebagai presiden, Gus Dur tetap dicintai dan dikagumi oleh puluhan juta pendukungnya. Bagi Australia, Gus Dur telah banyak berbuat untuk perkembangan Indonesia menuju transisi demokrasi, oleh karenanya kedua Negara berhutang terima kasih kepada Presiden Abdurrahman wahid. (nam)