Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan, bakal memperbaiki mekanisme perekrutan dan distribusi kader-kader NU di jalur politik.
Sehingga di masa mendatang, yang diperhatikan bukan partai politik (parpol) asal kader, melainkan lebih kepada kualitas kader bersangkutan.<>
"Kami akan rekrut kader dengan tidak memperhatikan asal parpolnya, tapi kualitasnya. Sehingga, kader-kader NU akan tersebar atau terdistribusi ke parpol mana saja," ujar Kiai Mutawakkil, Selasa (12/5).
Selama ini, lanjut dia, lantaran parpol, terjadi fiksi-fiksi di tubuh NU. Hal tersebut, jelasnya, disebabkan faktor ekonomi, pragmatisme, orientasi politik, serta tidak ada mekanisme rekrutmen kader yang baik.
Bagaimana konsepnya akan digodok jajaran tanfidziyah dan syuriyah NU dalam musyawarah kerja wilayah (muskerwil) Jatim pada Juni 2009 mendatang. "Usulan dari fospida (forum silaturahmi pimpinan daerah, red) NU juga kita minta," imbuhnya.
Dengan adanya mekanisme dan distribusi kader NU ini, menurut Kiai Mutawakkil, kader yang punya syahwat ke politik namun tidak memenuhi mekanisme tersebut, bisa dikatakan melanggar aturan.
Misal, di satu daerah, kader NU dari pondok pesantren (ponpes) A dan B sama-sama mencalonkan bupati. Setiap ponpes tentu akan mendukung calonnya sendiri-sendiri. Sehingga, ketika calon mereka tidak jadi, ada penyesalan.
Kiai Mutawakkil mengungkapkan, sudah ada pengurus NU di tiga daerah yang wadul ke PWNU Jatim. Mereka menyesalkan dukungan kepada calon tertentu yang ternyata tidak menang.
"Jadi selama ini tidak ada dukungan secara bulat, secara organisasi. Semua masih persaingan antar calon. Kalau sudah ada mekanisme, NU bisa serukan memenangkan satu calon," ujarnya.
Sehingga, tidak jarang ada tokoh yang disebut NU dadakan alias yang mengaku sebagai kader NU ketika pemilihan kepala daerah (pilkada). Sebenarnya, tidak masalah asalkan mengikuti aturan NU.
Namun, dia menegaskan, mekanisme ini belum bisa diberlakukan pada pemilu 2009. Sebab, ini akan menjadi bagian dari Muktamar NU di Makassar, pada 25-31 Januari 2010.
Netral
Mutawakkil juga memastikan hingga saat ini belum ada satupun bakal calon presiden (bacapres) yang mendatangi PWNU Jatim untuk meminta dukungan politik. Pihaknya akan menerima dengan tangan terbuka, jika ada bacapres yang berkunjung ke PWNU.
"Meski menerima mereka (bacapres, red), tetapi kami tetap pada posisi netral dalam pilpres. Kami tidak akan mengarahkan umat NU untuk memilih capres tertentu," katanya.
Selain itu, PWNU menegaskan kepada umat NU bisa memilih saat pilpres 8 Juli 2009 mendatang sesuai hati nuraninya masing-masing. Ini karena hak pilih sangat penting demi masa depan bangsa dan negara lima tahun ke depan.
"Jika ada tokoh NU yang mendukung atau menjadi tim sukses capres tertentu dipersilakan. Asalkan, syaratnya tidak membawa nama NU," tandasnya. (beritajatim.com/mad)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua