Warta

Negera Muslim Perlu Satukan Langkah Atasi Krisis Global

NU Online  ·  Rabu, 11 Maret 2009 | 12:29 WIB

Jakarta, NU Online
Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat memiliki dampak global, termasuk ke negara muslim yang sebagian besar masih masuk kategori negara berkembang. Upaya kerjasama diantara negara muslim sendiri perlu dikembangkan untuk mengatasi dampak krisis ini agar tidak lebih memburuk.

“Harus ada upaya terobosan untuk mengatasi dampak krisis ini negara muslim yang umumnya tertinggal dalam mengatasi masalah kemiskinan harus bergandenga tangan. Negara muslim maju juga harus memberi perhatian,” kata Dubes RI untuk Qatar HM Rozy Munir kepada NU Online, Rabu (11/3).<>

Salah satu upaya kerjasama tersebut sudah digagas dalam bentuk forum ekonomi Islam dunia yang diselenggarakan di Indonesia pekan lalu. Fokus pembicaraan pada masalah ketahanan pangan sangat sesuai dengan umumnya kondisi yang dialami oleh negara-negara muslim.

“Jika krisis ini tidak segera ditangani, akan berdampak pada aspek sosial kemasyarakatan dengan munculnya berbagai masalah sosial,” tuturnya.

Dukungan dari negara muslim kaya yang kebanyakan berasal dari Timur Tengah dengan sumber daya alam minyak dirasa sangat penting. Sayangnya, investasi yang dilakukan oleh negara-negara teluk masih menggunakan pendekatan rasionalitas ekonomi, bagaimana menghasilkan keuntungan paling tinggi.

Alternatif Ekonomi Syariah

Perkembangan ekonomi syariah ternyata di sejumlah negara muslim, termasuk Malaysia dan Indonesia cukup membantu menarik investasi dari Timur Tengah yang menginginkan dana yang dimiliki dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang tidak melanggara ajaran Islam. Sukuk dan obligasi berbasis syariah kini sudah banyak diterbitkan oleh negara-negara muslim yang ingin menarik dana dari Timur Tengah.

Meskipun demikian, sistem ekonomi ini masih harus terus dikembangkan dan keberadaannya saat ini merupakan sistem ekonomi alternatif yang belum mampu menggantikan peran ekonomi konvensional.

“Kalau yang konvensional ya ke Barat, IMF, Bank Dunia. Pendekatan ekonomi syariah merupakan sebuah alternatif yang, harus dicoba. ekonomi syariah mungkin tidak mendepak, tapi alternative dari sistem ekonomi yang ada. Ini masih dalam masa percobaan setelah adanya resesi,” tandasnya.

Ditanya tentang peluang kerja bagi tenaga kerja asal Indonesia, Rozy Munir menjelaskan, Qatar banyak membutuhkan tenaga dari luar, tetapi yang dibutuhkan adalah tenaga ahli professional dibidang industri perminyakan, layanan kesehatan, termasuk pilot, bukan tenaga kerja untuk sektor perumahan atau menjadi pembantu rumah tangga.

Tenaga kerja dari Indonesia bagus-bagus, sayangnya mereka terkendala bahasa Inggris sehingga kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah,” terangnya. (mkf)