Negara-negara Arab terdiam dan tak memberikan komentar terhadap perkembangan politik di Iran. Sejumlah negara Arab yang selama ini menentang pengaruh Iran di kawasan Teluk, juga memilih untuk diam.
''Negara Arab tak ingin terlihat menentang Iran. Ini bagian dari pola bersikap manis pada Iran dan mendorong AS atau pihak lain terlihat tak bersahabat pada Iran,'' kata Paul Salem, Direktur Carnegie Middle East Center, Beirut, Lebanon.<>
Salem mengungkapkan negara-negara Arab merasa takut dengan Iran dan tak ingin menempatkan diri berseberangan dengan Iran.''Target paling mudah bagi Iran adalah negara-negara Arab di wilayah Teluk,'' katanya, Rabu (17/6).
Teheran, ujar Salem, merupakan pemain kunci di Timur Tengah. Iran juga memainkan peran utama dalam memberikan dukungan terhadap Hizbullah dan Hamas. Iran juga mnejadi sekutu dekat Suriah.
Negara Arab Sunni seperti Arab Saudi dan Mesir selama ini juga sangat khawatir dengan pengaruh Iran yang syiah di Timur Tengah. Namun pada saat yang sama, mereka juga sangat berhati-hati dengan Iran.
Mereka tak berani secara terbuka melakukan penentangan terhadap Iran. ''Negara-negara Arab ingin orang lain yang bersuara untuk kepentingan mereka,'' kata pengamat politik dari Jordania, Labib Kamhawi.
Soal perkembangan politik di Iran, kata Kamhawi, tak ada negara Arab yang mau berkomentar.''Tak satu pun yang menyatakan sikapnya soal pemilu di Iran. Sebab mereka yakin AS dan Eropa akan melakukannya untuk mereka,'' katanya.
Dalam pandangan Kamhawi, ini merupakan pendekatan yang sangat negatif, terutama dalam merespons isu politik kawasan. Sejumlah negara Arab, memang telah menyampaikan selamat melalui telegram atas kemenangan Mahmoud Ahmadinejad.
Namun negara Arab lainnya, seperti Arab Saudi, Jordania, dan Mesir memilih untuk tetap diam. Sejumlah pejabat Arab Saudi mengatakan kerajaan tak berkomentar mengenai urusan dalam negeri negara lain.
Di sisi lain, perkembangan di Iran memberikan inspirasi bagi para pemuda Arab dan mereka yang menginginkan adanya reformasi.''Ini membuat saya begitu iri,'' kata Abdelmonem Ibrahim, aktivis politik Mesir yang mendukung reformasi.
Ibrahim mengatakan dirinya terpana dengan kecepatan dan organisasi yang begitu berfungsi dalam melakukan gerakan aksi massa. ''Di Mesir, Anda dapat menghitung berapa jumlah aktivisi dengan jari,'' katanya.
Seorang blogger Mesir yang menulis dengan nama alias Louza, memposting sebuah gambar aksi unjuk rasa di Teheran. Ia menuliskan, ''Akankah dunia Arab mengikuti jejak ini?''. (ap/mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan MuharramÂ
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua