Warta

Negara Muslim harus Miliki Veto di PBB

NU Online  ·  Jumat, 20 November 2009 | 05:34 WIB

Jakarta, NU Online
Untuk menumbuhkan keseimbangan dalam kekuatan global, salah satu pemegang hak veto dalam dewan keamanan PBB harus mencerminkan kekuatan dari negara muslim yang saat ini populasinya mencapai 25 persen di dunia.

Hal ini disampaikan oleh Ahmad Azam Abdul Rahman, direktur Future Global Network Foundation Kuala Lumpur disela-sela acara workshop strategi kontra terorisme yang diselenggarakan PBNU di Jakarta, Kamis (19/20).<>

Representasi Negara ini sangat penting karena selama ini, negara muslim yang paling sering dirugikan dalam berbagai percaturan global dan tidak bisa berbuat banyak karena tidak memiliki suara yang menentukan. Upaya menyatukan suara dunia Islam melalui OKI sejauh ini juga tidak efektif karena suaranya seringkali tidak satu.

Ia mengaku cukup sulit untuk mewujudkan gagasannya ini karena negara yang saat ini berkuasa di dewan keamanan PBB tidak akan dengan senang hati membagi kekuasaannya pada fihak lain. Lima pemiliki hak veto merupakan para pemenang dalam perang dunia ke II.

“Perlu dilakukan reformasi di PBB dan yang paling getol menyuarakan saat ini adalah negara-negara Amerika Latin, kita juga harus ikut mendorongnya,” tandasnya.

Mengenai negara mana yang paling layak memegang hak veto, Azam memberi criteria, yaitu negara yang memiliki komunitas muslim besar, stabil secara politik dan memiliki demokrasi. Dalam hal ini Indonesia dan Turki bisa menjadi kandidat mewakili dunia Islam. (mkf)